Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Kisah Hiruk Pikuk Persiapan Perayaan Idul Fitri 1433 H di Tokyo yang Tersisa

23 Agustus 2012   10:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:25 799 0

Hiruk pikuk pesta perayaan Idul Fitri 1433 H memang telah usai. Sebagian masyarakat mungkin sudah mulai berkemas untuk kembali ke kotanya setelah usai melakukan ritual pulang kampungnya di sebagian wilayah Indonesia. Sebagian mungkin masih menikmati kebersamaannya dengan keluarga, saat ini. Namun bagaimana dengan masyarakat Indonesia yang tinggal di luar negeri? Bagi warga Indonesia di luar negeri bertemu dengan teman dan handai taulannya tentu saja merupakan bentuk “kemewahan” tersendiri.

Seandainya, acara ini diselenggarakan di Indonesia tentu dengan mudah pihak KBRI akan mengundang pihak Event Organizer (EO) untuk melakukan segala persiapan demi berlangsungnya hajatan Open House ini. Sayangnya, acara ini berlangsung di Tokyo. Sebuah kota dengan biaya hidup yang termasuk tinggi di dunia, yang tentu saja bisa dibayangkan tidak mudah membiayai semuanya jika dibandingkan di Indonesia. Bahkan kehidupan individualistis bangsa ini juga, tidak memudahkan semua orang diajak untuk berpartisipasi dalam hajatan besar ini. Maka bisa dikatakan tenaga KBRI cukup terbatas. Maka mau tidak mau, hampir semua anggota KBRI diajauk untuk bahu- membahu turun tangan untuk melakukan persiapan-persiapan baik di lapangan mau pun pekerjaan teknis di kantor.

Ibu-ibu dharma wanita perwakilan Tokyo juga melakukan tugasnya sesuai perannya. Di tengah serangan hawa panas dan kantuk yang kadang menyerang di bulan puasa kami harus mencetak kue pastel sebanyak 3000 biji. Meski serasa “mabuk” pastel, hingga pandangan di ruangan menjadi berkunang-kunang gambar pastel, tapi kita dengan semangat menyelesaikan tugas ini. Apalagi ditambah canda ria ibu-ibu di ruangan bawah tanah ruangan yang dimiliki Dharma Wanita, di KBRI Tokyo.

Tokyo, 23 Agustus 2012

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun