Warga DKI dipersilakan muncul. Siapapun juga, dan ajaklah teman-teman yang lain. Wayangan ini akan berdurasi sekitar tiga jam, yang kalau nantinya akan diselingi dengan goro-goro, muncullah pembacaan puisi oleh Ray Sahetapy, Ken Zureida, Addie Massardi, saya, (hehe.., baca : Linda Djalil), Sys Ns dan ada beberapa yang lain lagi. Saya akan membacakan puisi hasil karya sendiri, yang pernah saya gelontorkan di Kompasiana ini beberapa hari lalu.
Wayangan dengan tema "Sangkan Paraning Republik" ini memberikan gambaran makna tentang 'Dari mana mau ke mana', ' bukan sekedar mau ke mana'. Dari mana dan mau ke manakah republik ini? Tanpa tahu dari mana, tentu tak seorangpun bisa menentukan dengan baik mau ke mana. Menurut sang dalang Sujiwo Tejo, Abraham Lincoln dan Soekrno pernah mengungkap soal 'One Cannot escape history'.
Nanti yang diceritakan adalh tentng Semar Kuncung. Lengkapnya, semar Tigas Kuncung. Artinya, menurut Sujiwo Tejo, dalang lulusan teknik sipil ITB yang pernah keliling Yunani untuk mendalang ini, Semar akan dipotong kuncungnya. Kuncung adalah lambang kekanak-kanakan, yakni jiwa tulus dan berani tanpa terlalu memikirkan resiko. Semar sungguh berkeberatan jiwa kekanak-kanakannya yang abadi dalam simbol kuncung ditiadakan. Bukankah tanpa kekanak-kanakan, yaitu tanpa ketulusan dan tanpa keberanian menempuh resiko, seseorang menjadi tidak berarti? Menurut Sujiwo Tejo lagi, John Lennon berterimakasih luar biasa pada sang istri, Yoko Ono karena mampu memelihara jiwa kanak-kanak dalam dirinya. Mengapa The Beatles bubar? Menurut Yoko, karena personilnya menjadi dewsan. "Nah, dalam kuncung yang kekanak-kanakan Semar itu, juga terkandung rahasia gelap Pandawa", kata Sujiwo Tejo, mantan wartawan Kompas yang hobi mendalang sejak ia masih balita itu.
Wayang ini adalah bagian lakon carangan yaitu kisah yang diubah sendiri oleh leluhur pewayangan di Nusantara - yang tidak ada dalam Ramayana maupun Mahabarata India. Biasanya Semar Kuncung dipergelarkan saat masyarakat sudah apatis, dan tiada harapan lagi kepada para pemimpinnya.
Dalam pertunjukan malam ini nanti, ada banyak tokoh yang akan muncul. Terutama, tokoh-tokoh Pandawa dan penasihatnya, Kresna. Pandawa terdiri dari Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Dialog nanti akan campur-campur dalam bahasa Jawa, Indonesia, Inggris... wah..pokoknya seru, agar komunikatif dengan publik masa kini terutama yang bermukim di Jakarta -- begitu ujar Sujiwo Tejo.
Musik yang akan mengiringi adalah grup Semar Mesem. Direncanakan pemusik sebanyak 25 orang termasuk pesinden. Dan, tentu saja diharapkan akan menjadi pencerah pertunjukan yang menampilkan pemberontakan batin. Semar, dewa yang menyamar menjadi rakyat, menghentikan pengabdiannya pada pemimpin, manakala sang pemimpin sudah tidak amanah lagi ! Nah lho...!!