Tapi Aku Pernah Bodoh Dan Gila
Dalam Hal Memperjuangkan Dan Mencintaimu
Untuk Sobat Yang Pesan
Maaf Masih Kurang
SERULING IRAMA LALU
Oleh: Abdul Azis
Memori berbalik arah
Menyibak ornamen lalu
Tentang hal mencintai
Yang terhempas akhir sakit
Pilar tiga Abepura
Bising roda jalanan
Telapak awal mula jumpa
Terpana menatap senyuman Lamaholot
Puan gading sirih pinang
Ayu rupa sejajar teduh
Rambut sabda Ile Boleng
Membuka segel labirin serba tulus
Sakit mengingat namun terbayang
Pendar lampion dekapan hangat
Seribu cinta menenun dusta
Perihal, kau menjadikan raga ini sebatas pelarian
Sungguh aku membencimu
Melebihi rasa sayangku padamu
Perihal, aku tak menyukai kata ingkar
Yang bermain-main dalam canda tipu
Gusar gulana berpadu epik
Aku yang selalu mengalah
Untuk merawat rasa abadi
Dipermainkan dalam air mata kepalsuan
Aku mengangguk paham
Raga tubuhku tak segagah Rahma
Dompet sakuku tak setebal raja
Namun, tolong jangan permainkan rasa ini yang berbalut tulus
Sungguh
Hingga detik ini aku belum percaya
Kebahagiaan yang menjadi-jadi
Hanyalah area pengusir sepi hembusan nafasmu
Kini
Sekedar menatap matamu aku tak sudi
Mendengar kabarmu saja aku ingin tuli
Sebab sakit ini hampir membuatku lupa tertawa
Langit-langit berjatuh didih
Putaran suvenir kembali mengenang
Pukul dua malam ironi bersandar
Kata-kata keluar fakta kau telah bersanding sejuk dengan orang lain
Melodi pernikahan merayu datang
Aku datang dengan tegar nadi
Menjabat selamat tanganmu
Menyaksikan perih senyumanmu yang tak memiliki salah
Dinding waktu bergerak leleh
Sejengkal tanah memapah kekuatan
Karma itu ada dan tidak buta
Biarkanlah ia menyelami dan mematuk pada saatnya
Kini
Aku akan terus-menerus berjalan
Menanam benci tanpa kata maaf
Karena ini adalah suatu kekalahan memalukan
Kediri, 17 September 2020