Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Seruling Irama Lalu

17 September 2020   06:28 Diperbarui: 17 September 2020   06:45 128 22
Bukan Benci Atau Dendam
Tapi Aku Pernah Bodoh Dan Gila
Dalam Hal Memperjuangkan Dan Mencintaimu
Untuk Sobat Yang Pesan
Maaf Masih Kurang

SERULING IRAMA LALU
Oleh: Abdul Azis

Memori berbalik arah
Menyibak ornamen lalu
Tentang hal mencintai
Yang terhempas akhir sakit

Pilar tiga Abepura
Bising roda jalanan
Telapak awal mula jumpa
Terpana menatap senyuman Lamaholot

Puan gading sirih pinang
Ayu rupa sejajar teduh
Rambut sabda Ile Boleng
Membuka segel labirin serba tulus

Sakit mengingat namun terbayang
Pendar lampion dekapan hangat
Seribu cinta menenun dusta
Perihal, kau menjadikan raga ini sebatas pelarian

Sungguh aku membencimu
Melebihi rasa sayangku padamu
Perihal, aku tak menyukai kata ingkar
Yang bermain-main dalam canda tipu
Gusar gulana berpadu epik
Aku yang selalu mengalah
Untuk merawat rasa abadi
Dipermainkan dalam air mata kepalsuan

Aku mengangguk paham
Raga tubuhku tak segagah Rahma
Dompet sakuku tak setebal raja
Namun, tolong jangan permainkan rasa ini yang berbalut tulus

Sungguh
Hingga detik ini aku belum percaya
Kebahagiaan yang menjadi-jadi
Hanyalah area pengusir sepi hembusan nafasmu

Kini
Sekedar menatap matamu aku tak sudi
Mendengar kabarmu saja aku ingin tuli
Sebab sakit ini hampir membuatku lupa tertawa

Langit-langit berjatuh didih
Putaran suvenir kembali mengenang
Pukul dua malam ironi bersandar
Kata-kata keluar fakta kau telah bersanding sejuk dengan orang lain

Melodi pernikahan merayu datang
Aku datang dengan tegar nadi
Menjabat selamat tanganmu
Menyaksikan perih senyumanmu yang tak memiliki salah

Dinding waktu bergerak leleh
Sejengkal tanah memapah kekuatan
Karma itu ada dan tidak buta
Biarkanlah ia menyelami dan mematuk pada saatnya

Kini
Aku akan terus-menerus berjalan
Menanam benci tanpa kata maaf
Karena ini adalah suatu kekalahan memalukan

Kediri, 17 September 2020

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun