Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Mengenang Tragedi "Zakat Maut" di Pasuruan (Catatan Melawan Lupa)

15 September 2010   22:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:13 1915 2

Dua tahun yang lalu, 15 September 2008 menjadi hari duka bagi beberapa orang miskin dan mungkin juga hari yang memilukan bagi bangsa ini. 21 kehilangan nyawanya, meninggalkan kehidupan miskinnya. Mereka adalah sebagian dari pengantri untuk menerima zakat dari saudagar asal Pasuruan, H. Saykhon.

Kejadian yang memilukan umat Islam yang sedang menjalani ibadah puasa itu berawal dari keputusan Syaikhon untuk kembali menerapkan pola pembagian zakat masal. Pengusaha kulit dan peternak sarang burung walet tersebut mengundang warga ke rumahnya di mulut Gang Pepaya Jalan Wahidin Selatan, Kelurahan Purutrejo, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan, untuk menerima uang tunai Rp 30 ribu per orang.

Undangan bagi-bagi duit di tengah ekonomi sulit seperti sekarang itu kontan menarik ribuan orang untuk datang. Apalagi, jumlah yang dibagikan tahun ini lebih besar daripada tahun lalu yang hanya Rp 25 ribu. Umumnya warga mendengar adanya pembagian uang Syaikhon itu dari mulut ke mulut.

Informasi yang saya kutip dari salah satu media saat itu menyebutkan bahwa awalnya pembagian zakat yang rencananya dilakukan di rumah H. Syaikhon dipindah ke Musholla Al Raudatul Jannah yang tak jauh dari tempat semula. Perubahan itu karena jumlah pengantri diluar perkiraan. Jumlah warga yang datang ke rumah H. Syaikhon diperkirakan mencapai belasan ribu orang. Angka persisnya simpang siur. Ada yang menyebut kerumunan manusia itu mencapai 30 ribu orang. Warga tidak hanya tetangga, namun ada yang dari luar daerah seperti Kediri dan Jember.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun