Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Wahai Nabastala

13 April 2021   17:45 Diperbarui: 13 April 2021   18:02 107 8
"Tatkala nabastala mulai meluapkan kemurkaannya dan meratapi noda diraganya
Yang telah dirusaki oleh tangan-tangan kotor dan jalang
Sukmanya meronta seakan tak terima raganya hancur
Ia terus menangis menggenangi setiap relung hatinya yang pilu

Sembari ia lepaskan kilatan nan indah rupawan namun mematikan
Anila pun tak tinggal diam, ia menari melepaskan adikara disetiap tempat yang ia singgahi
Dengan diiringi petir yang bergemuruh sebagai pengiring tarian dalam kenestapaan
Menangislah wahai nabastala biarkan kami mereguh kepiluanmu jua

Janganlah kau tahan karena itu lumrah
Janganlah kau pendam karena itu akan menjadi retislaya
Biarkanlah tangan kami mendekapmu, merawatmu dan menyeka air matamu
Rintihanmu yang jatuh mengingatkan sesuatu hal yang harus kami jaga, yaitu ragamu

Kilatan, petir yang bergemuruh menjadi penanda bahwa kau sedang murka
Wahai nabastala di mana kami selalu menatap dan memuja keindahanmu
Janganlah murka dan janganlah bersendu
Maafkan kami yang telah menaruh tanda luka dihatimu"

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun