Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Tanpa Menyirih, Kepala Bisa Pengeng

3 Juli 2019   04:05 Diperbarui: 1 September 2019   17:47 88 13
Kebiasaan menyirih atau mengunyah sirih sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia sejak abad ke-6 Masehi dan dilakukan secara turun-temurun, salah satunya di daerah saya, Manggarai, NTT.

Masyarakat pengunyah sirih mempercayai bahwa sirih pinang memberikan manfaat kenikmatan seperti orang merokok, menyegarkan otak, sebagai makanan ringan (sebatas dikunyah dan tidak ditelan), dapat menghilangkan bau nafas, dan mempercayai bahwa aktifitas ini dapat memperkuat gigi.

Di Indonesia, kebiasaan mengunyah sirih pinang merupakan bagian dari kebudayaan dan kehidupan masyarakat, serta kebiasaan tersebut dilakukan hampir diseluruh wilayah di Indonesia seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Papua (nn, 2009). Atau bahkan ada diantara kompasianer disini yang punya bakat menyirih juga?.. hehe

Masyarakat Manggarai mengenal adanya tradisi mengungunyah sirih pinang ini secara turun temurun, namun sekarang ini kebisaaan mengunyah sirih pinang/menyirih hanya dapat dijumpai pada mereka yang sudah tua usianya. Penulis juga memang sempat coba menginang sekali, tapi ah, tidak tahan dengan pedasnya, dan sampai sekarang tidak pernah lagi.

Menginang merupakan tradisi masyarakat Manggarai (dalam bahasa lokalnya Cepa/Sepa) dan kegiatan menginang ini masih menjadi trand samapai saat ini. Proses menginang ini dengan komposisi dasar yakni daun sirih, pinang dan kapur.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun