Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Habibie, Politikus dan Ilmuwan yang Tidak Lupa Cara Menghidupkan Cinta

12 September 2019   06:55 Diperbarui: 12 September 2019   07:05 48 5

Politikus itu tidak romantis. Siapa bilang?   Soekarno, kurang romantis apa ? Pidatonya, tidak hanya mengundang decak kagum, tetapi juga pesona. Ada sekian banyak wanita tergoda, bukan karena janji gombalnya. Tetapi "bara api" dalam setiap pidatonya. Sehingga banyak dari mereka ingin dan berharap menjadi bagian penting dari setiap jengkal perjalanan hidup Soekarno.

Soeharto, juga demikian. Punya cara sendiri dalam mengekspresikan cintanya pada ibu Tien. Rakyat Indonesia paham betul bagaimana arti penting Ibu Tien bagi Soeharto. Saya juga melihatnya demikian, ibu Tien adalah kekuatan  Soeharto. Mereka berhasil merawat cinta itu hingga maut memisahkan.

Presiden Habibie, ilmuwan sains, ahli ilmu eksakta, tetapi tidak kehilangan sisi sentimentilnya. Ilmu fisika yang penuh dengan perhitungan-perhitungan rasional, tidak lantas membuat beliau kehilangan selera menikmati irasionalitas perasaan. Semua dinikmati bersamaan, antara logika dan cinta.

Kisah Habibie dan Ainun, menjadi inspirasi tersendiri bagi generasi setelahnya. Bagaimana mereka tidak hanya piawai merawat rasa kebangsaan, tetapi juga piawai merawat perasaan kasih yang ada di dalam hati. Memberi teladan bagi segenap kita.

Buku dan film membuat Romantisme mereka abadi. Ungkapan-ungkapan Habibie sarat makna. Cintanya pada Ainun membuat banyak dari kita iri, ingin seperti mereka berdua.

Kini,  sumber inspirasi penuh cinta itu berpulang. Mewarisi kita dengan banyak cinta dan inspirasi. Keteladanannya tetap hidup dalam hati rakyat yang mencintainya. Selamat jalan Pak Habibie, Eyang yang kami cintai.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun