Mohon tunggu...
KOMENTAR
Gadget Artikel Utama

Marak Penipuan Secara Online dengan Berbagai Modus, Hati-hati dan Waspadalah!

8 Februari 2022   14:50 Diperbarui: 13 Februari 2022   12:00 1384 11

Maraknya penipuan online saat ini, tidak terlepas dari situasi pandemi yang kita hadapi. Mungkin, Kompasianer pernah mendengar tetangga, rekan kerja, keluarga, dan tetangga yang mengeluh karena tertipu. Bahkan, mungkin Kompasianer sendiri, ada yang pernah menjadi korbannya. Tertipu mentransfer sejumlah uang dari mulai nominal ratusan ribu, hingga jutaan rupiah.

Alasan munculnya penipu 'online'

Sebenarnya, ada beberapa alasan yang mendasari, mengapa saat ini penipuan secara online banyak terjadi. Pertama, dalam situasi pandemi yang berkepanjangan seperti sekarang. Diakui atau tidak, masyarakat sedang berada dalam kesulitan finansial, banyaknya perusahaan yang bangkrut dan terpaksa memberhentikan karyawannya membuat perekonomian masyarakat berada pada titik nadir. 

Daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa amat rendah sekali. Hari ini, masih bisa makan tiga kali sehari saja masyarakat sudah termasuk kategori beruntung. Oleh karena itu, maka untuk sekedar bisa makan tersebut, banyak orang yang nekat mencari uang dengan melakukan praktik penipuan.

Kedua, kemajuan teknologi yang sangat pesat nyaris menghilangkan semua batasan, baik ruang maupun waktu. Ditambah lagi dengan fakta di lapangan, bahwa hampir 60 juta masyarakat Indonesia memiliki telepon seluler. 

Semua hal tersebut dimanfaatkan oleh sejumlah orang yang tidak bertanggung jawab untuk memanipulasi dan menipu. Hal ini, mereka gunakan untuk tujuan akhir berupa uang. Tentu saja, uang yang didapat tersebut akan mereka pakai untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.

Ketiga, ethics loss atau learning loss yang diakibatkan oleh berpindahnya pembelajaran dari sekolah ke rumah menyebabkan masyarakat kehilangan pendidikan, jati diri, kebenaran, dan etika dalam hidup. 

Oleh karena itu, keyakinan mereka akan sesuatu yang harus dilakukan secara benar, menjadi bias. Setelah itu, karena tekanan ekonomi. Akhirnya, mereka menghalalkan segala cara.

Kondisi psikologis masyarakat yang dimanfaatkan oleh penipu

Ada dua kondisi psikologis masyarakat yang dimanpaatkan oleh jaringan sindikat para penipu secara online, ketika mereka melancarkan aksinya. 

Pertama, rasa bahagia, ketika seseorang menerima kabar bahagia, baik itu menerima transfer sejumlah uang, maupun pemberitahuan memenangkan undian. Maka, saat itu kontrol terhadap diri dan kewaspadaannya akan berkurang. Bahkan hilang sama sekali. 

Orang yang sedang bahagia, akan mudah diarahkan untuk mengikuti langkah-langkah yang diarahkan oleh si penipu. Umpamanya: langkah-langkah untuk transfer sejumlah uang, diminta verifikasi data pribadi, dan lain-lain. 

Kedua, rasa takut, cemas, sedih, dan khawatir. Karena, ketika seseorang dalam kondisi tersebut, misalnya : sedih dan khawatir karena mendapat kabar sanak keluarga kecelakaan dan dirawat di rumah sakit, dan cemas karena saudara kena tilang di jalan raya. 

Maka, orang tersebut pikirannya akan merasa kalut, bingung, dan mandeg alias tidak bisa berpikir secara jernih. Sehingga dengan mudah si penipu akan menguasai alam bawah sadar korban. Penipu akan mengarahkan korban untuk melakukan sejumlah transaksi perbankan, transfer uang kepada rekening pelaku.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun