Lantas mengapa aku terbangun saat aku sudah terlanjur nyaman?
Surat ini, tertulis dari aku, wanita lemah yang sudah lama menaruh hati padamu
Dan surat ini, kuperuntukkan untuk mu, lelaki luarbiasa yang selalu mengajariku banyak kesederhanaan
Mas, maafkan aku yang mungkin berkali kali mengecewakanmu, berkali kali membuatmu kesal, bahkan membuatmu jenuh
Mas, maafkan aku jika mungkin semua sikapku, tidak bisa membuatmu menerimanya dengan baik,
Maafkan aku dan ribuan kekuranganku
Mas, sampai kapan kau akan mendiamkan aku?
Pesanku kala itu kuhapus, karena aku menanyakan hal yang sebenarnya aku sudah tau jawabannya
Dan bagiku itu tidak penting dan malah akan menjadi adanya permasalahan diantara kita
Mas, kau tau? Hal apa yang selalu membuatku begitu kesal?
Hal dimana aku belum bisa berdamai dengan diriku sendiri saat aku tau kau tidak mau berterus terang padaku
Aku selalu berusaha memberi kabar padamu
Aku selalu menceritakan segala hal padamu
Dan aku pun selalu meminta izin atas hal apapun padamu
Tapi kamu?
Aku bahkan tidak tau kau sedang sakit
Aku bahkan tidak tau kapan kau pulang kerumah
Aku bahkan tidak tau jadwal liburmu
Aku bahkan tidak tau keseharianmu
Aku bahkan tidak tau, sedang apa dan dimana kamu
Aku bahkan juga tidak tau, aku ini penting atau tidak bagimu
Aku tidak akan mencari tau kabarmu dari orang lain, jika kau selalu berterus terang padaku
Aku tidak akan mengintaimu secara diam diam, jika kau selalu mengatakan semuanya padaku
Aku tidak tau, mengapa orang lain harus lebih dulu mengetahui kabarmu daripada aku
Jika kau selalu berterus terang, aku tidak akan melakukan hal hal aneh yang mungkin membuatmu kesal
Apa salahnya jika kau mengatakan semuanya padaku
Aku tidak akan cemburu, aku tidak akan khawatir
Karena aku mendengar dari dirimu sendiri bukan dari orang lain
Jika kau libur atau sedang pulang,
Apa salahnya kau memberi tahu aku atas kabar itu?
Aku tidak akan memaksa untuk bisa bertemu denganmu
Aku tau kesibukanmu, aku hanya bisa terus menunggumu
Aku hanya ingin mendengar kabarmu, dari dirimu sendiri
Aku ingin tau banyak hal, dari mulutmu sendiri
Jika kau memberitahuku bahwa kau akan pergi bersenang senang, sekedar untuk meminum kopi atau bahkan pergi ke gunung sekalipun, aku tidak pernah melarangmu
Aku persilahkan dengan baik, karena aku ingin selalu meletakkan kebahagiaanmu diatas kebahagiaanku
Aku hanya butuh komunikasi yang baik denganmu
Aku hanya butuh kabar dan cerita sederhana yang selalu kau ceritakan padaku dulu
Aku hanya butuh sedetik saja waktumu untuk memberi kabar padaku
Kau berkata, jika kau tidak suka aku mencari tau hal apapun darimu secara diam diam
Apalagi lewat temanmu
Kau lebih suka aku menanyakannya padamu
Tapi pada kenyataannya?
Kau bahkan tidak pernah berterus terang dan menjawabnya dengan pasti ketika aku menanyakan hal apapun padamu
Kau selalu menanggapinya dengan bercanda
Aku lebih suka jika kau berterus terang
Aku lebih suka jika kau jujur padaku
Aku yakin, aku tidak akan bersedih, kecewa, ataupun cemburu
Daripada kau harus sembunyi sembunyi dan aku mencari tau sendiri
Hal itu lebih menyayat hatiku
Maafkan aku, yang belum bisa berdamai dengan diriku sendiri tentang bagaimana egoku meminta agar kau selalu menjaga komunikasi denganku
Percayalah, aku mencintaimu
Sedih dan sakitku, biar aku yang menanggungnya