Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Cinta Berselimut Penolakan (Seri Puisi Asmaraloka #77)

21 Desember 2023   14:58 Diperbarui: 21 Desember 2023   15:37 105 2
Puisi : Cinta berselimut Penolakan
(Seri Puisi Asmaraloka #77)
Ditulis oleh : eko irawan

Siapa mau jadi korban. Luka tak berdarah. Sehat tapi sakit. Menderita tapi abstrak.

Pernah menangis, ditipu kata. Sindrom asmara membuat tak percaya. Bukan obat tapi pahit. Rasa yang mati ditikam khianat.

Rekayasa alasan, egois tanpa kepedulian. Jadilah cinta berselimut Penolakan. Saat tak percaya pada kata bernama cinta. Benarkah cinta itu ada?

Saat cinta kembali menyapa, percayakah? Jadilah cinta berselimut Penolakan. Tak diakui, tapi ada. Ada tapi ditolak.

Biarkan cinta memilih jalannya sendiri. Berproses tanpa janji, berjalan memberi bukti. Jalani saja tanpa alasan. Memilih cinta dalam diam, karena dalam diam tiada penolakan. (1)

Ditolak? Jangan mundur, jangan putus asa. Perjuangkan jika kau yakin dalam hati. Ditolak belum tentu ditolak. Ditolak adalah cara mengukur dalam kesungguhan mu.



De Huize Sustaination, 21 Desember 2023
Ditulis untuk Seri Puisi Asmaraloka 77

Catatan Kaki

1. Puisi ini terinspirasi oleh apa yang dikatakan Rumi sbb :
Aku lebih memilih mencintai dalam diam
Karena dalam diam tak kutemui penolakan

Disini mencoba mengeksplore makna penolakan dalam sebuah hubungan kasih antara dua anak manusia. Sekali ditolak, terus patah semangat berarti dia bukan calon ideal untuk diajak hidup bersama. Hidup itu berat, masak dikit dikit cengeng padahal setelah bersama nantinya, akan semakin banyak ujian hidup. Calon pasangan hidup yang ideal itu tidak cengeng, untuk urusan masa depan yaitu cinta tidak diobral alias cinta berselimut Penolakan. Jadi pelit bilang cinta. Dia diam untuk bincang buaian cinta, tapi untuk proses bersamamu dia menunjukan cara yang elegan dan tidak murahan. Itulah satu paham sama sama mengerti tapi dengan caranya sendiri.
Apakah kalian ada yang seperti ini ?







KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun