Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story Artikel Utama

Pro Kontra Low Season vs High Season

10 Desember 2014   18:56 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:36 3565 0

Dalam dunia liburan, sering kita temui istilah low season dan high season (saya tidak tahu bahasa Indonesianya apa, jadi disini saya gunakan saja istilah bahasa Inggrisnya). Ya, selain dari fakta masing-masing destinasi memiliki jadwal high season atau low season yang berbeda, kedua musim ini sendiri juga sangat bertolak belakang. Low season adalah periode dimana permintaan untuk berpergian ke suatu tempat rendah, sehingga destinasi wisata menjadi lebih sepi pada umumnya. Sementara itu, high season adalah periode dimana permintaan untuk berpergian ke suatu tempat tinggi, yang juga mengakibatkan ramainya arus wisatawan.  High season biasanya terjadi di saat-saat seperti musim liburan musim panas, liburan Natal/akhir tahun, tanggal merah, dan long weekend. Sementara itu, low season seringnya berlaku diluar hari-hari tersebut. Kadang-kadang, iklim juga mempengaruhi besar kecilnya jumlah wisatawan yang berkunjung. Sebagai contoh, berdasarkan apa yang saya baca di buku panduan Lonely Planet, mayoritas daerah di Indonesia memiliki high season dari bulan Mei hingga September ketika musim kemarau sedang berlangsung. Oleh karena itu, musim kemaran di Indonesia juga sering direkomendasikan sebagai periode terbaik untuk berkunjung ke negara kita.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun