Malam yang cukup cerah ini, di pinggir trotoar alun-alun aku menikmati segelas wedang ronde dan sepiring siomay Alkid. Penjualnya, pak Ahmad, merupakan warga asli yang tinggal disekitar alun-alun. Sejak berdagang sepuluh tahun lalu, penghasilan yang diperolehnya lumayan untuk kebutuhan hidup sehari-hari dan untuk biaya anak sekolah. Harga wedang ronde dan siomay cukup murah. Sepiring siomay berisi telur, kentang, tahu, siomay dan kol yang ditaburi bumbu kacang cuma dihargai ceban alias Rp. 10.000 sedangkan segelas wedang ronde cuma Rp. 7.000. Waktu saya tanya mengapa siomaynya gak ada pare (paria), dijawabnya pembeli di sini kurang suka pare! Hmmm.
KEMBALI KE ARTIKEL