Kementerian ESDM pada Senin (11/1) lalu menjelaskan penelitian yang dilakukan Kelompok Penelitian dan Pengembangan (KP3) Teknologi Pengolahan dan Pemanfaatan Batubara ini bertujuan mendukung program hilirisasi batubara menjadi bahan baku grafit sintetik yang bernilai tinggi. Kegiatan difokuskan pada pembuatan prekursor karbon dari residu distilasi ter batubara sebagai material penyimpanan energi.
Mengapa harus grafit sintetik, bukan alam? Dikarenakan Indonesia tidak memiliki tambang grafit alam yang ekonomis, pembuatan grafit sintetik secara konvensional dari minyak bumi menjadi jalan keluarnya meskipun biayanya 10 kali lipat lebih mahal. Guna mengurangi biaya produksi, pencampuran grafit alam olahan (spherical graphite) dengan sintetik.Â