Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Perempuan Ini

9 November 2011   18:29 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:52 238 1

Suatu hari aku akan menjadi seperti itu, perempuan tua yang meratapi malam-malamnya ditengah lolongan anjing yang memerihkan sudut kota

Dan aku terseret, terlanjur bergelimang di dalamnya

Tak lagi menatap birunya langit

Hanya awan gelap yang akan kunikmati sebagai pelindung yang menguap diantara gumpalan kepekatan malam

Ketika ia menjulurkan kaki-kakinya kulitnya melepuh dan urat-urat diantara kulit coklat itu terpapar keluar

Perempuan itu menampakkan rupanya, tersenyum dingin ketika udara diluar diliputi gerimis beriak kecil

Ah…suatu hari nanti aku pun melakukan hal yang sama

Bergerak pelan berjalan tersendat dan tak mampu memapah tubuhku sendiri

Lalu aku pun akan merebah dipermukaan tanah dan tersenyum getir dalam tiupan angin yang menerbangkan uban-ubanku

Dan titik-titik hujan melumat ubun-ubunku, membasahinya dan tak membiarkannya mengering

Sehingga bau sembab dan lembab yang melebur di setiap akar rambutku menyebar mengganggu pencium sejati

Mereka pun berpaling mengganggapku perempuan tua yang sedang mati kesepian

Balutan kulitnya menipis, ketika tulang-belulang menonjol dipermukaannya

Suatu hari pikirku…seperti perempuan tua itu.

Menyesap air embun yang merembes diantara daun-daun muda yang perlahan meninggalkan hijaunya yang meluruh kecoklatan

Ah…aku menghindari tatapan itu, aku bukan perempuan itu

Karena ketika mentari merangkak pelan-pelan aku tau, aku punya cerita sendiri.

Bukan tentang perempuan itu tapi perempuan ini……aku….

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun