Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bahasa Pilihan

Analisis Fakta Cas, Cis, Cus Inggris-Ria, Pedagang Asong di Pantai Kuta-Bali: Sambungan Tulisan Sebelumnya Bag.-6

23 Oktober 2014   23:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:57 114 1
Untuk memahami makna belajar bahasa Inggris akan penulis kemukakan beberapa definisi yang dikutip oleh Sardiman, 1987: 22, Arikunto, 2013: 76. Sanjaya, 2008: 104  senada memberikan makna belajar sebagai berikut:

1.Cronbach memberikan definisi, "learning is shown by a change in behaviour as result of experience."

2.Horal Spears memberikan batasan lebih spesifik, "learning is shown to observe, to read, to image, to try something themselves,  to  listen, to follow direction."

3.Geoch memberikan definisi lebih pada penekanan hasil latihan, "learning is a change in performance as a result of practice."

Dari ke-tiga definisi tersebut di atas dapat dipahami, bahwa belajar adalah merupakan serangkaian perubahan tingkah laku atau penampilan melalui membaca, mengamati, mendengarkan dan menirukan. Namun, akan lebih baik apabila subjek belajar itu mengalami dan melakukannya.

Karena dengan mengalami dan melakukannya,  maka daya potensi yang terkandung seutuhnya pada diri seseoang akan lebih mudah terepresi pada perubahan kemampuan yang satu menuju kemampuan yang lain.

Kegiatan semacam ini diperlukan aspek kesadaran secara utuh oleh pedagan asong di pantai Kuta, Bali untuk melangkah pada tujuan belajar bahasa Ingris. Baik untuk usaha mencapai kesadaran dari dalam diri sendiri maupun aspek-aspek penunjang yang datang dari luar diri sendiri. (Priyatna, 1987: 87. Uno, 2008: 70. Fattah, 2012:  142 ).

Adapun proses belajar tersebut melalui tahap demi tahap, dan tahapan itu bisa terealisasi apabila terpola pada prinsip-prinsip di bawah ini:

1.Kesiapan (readiness), adanya kesiapan seseorang yang belajar berbahasa Inggris untuk menerima informasi yang baru, sehingga akan mempercepat proses belajar dan kegiatan kreatif, di mana pada tahap awal dalam bentuk yang pasif.

2.Pengulangan atau latihan, belajar semacam ini memberikan fenomena proses perulang-ulangan dan berlangsung secara kontinue serta mempunyai tujuan. Inilah sebagai bekal utuk memupuk kemampuan berbahasa Inggris seseorang hingga menjadi penguasaan dan keterampilan, karena pada hakekatnya bahasa merupakan keterampilan dalam penggunaan bahasa lisan.

3.Penyimpanan (retension), bahwa belajar adalah merupakan pengumpulan informasi dan materi pengetahuan dan berbagai macam hafalan dan ingatan. Dengan penyimpanan terhadap informasi dan materi pengetahuan akan menghindari kelupaan untuk mengungkapkan kembali apa yang disimpanannya.

4.Mengeluarkan kembali, semua informasi dan materi pengetahuan yang telah diterima dan disimpan dapat diproduksi dengan cepat hanya dengan isyarat dan tanda sehingga cepat mengingatnya. Misalnya, dengan bentuk pertanyaan orang lain, maka secara cepat respon akan segera terlukiskan.

Prinsip-prinsip itu tidak jauh berbeda dengan tahap penguasaan berbahasa Inggris pedagang asonga di pantai Kuta, Bali. Yaitu mengandalkan konsistensi prinsip-prinsip di atas, sebab, memang proses belajar keterampilan berbahasa Inggris pedagang asong aplikatif-komunikatif. Dengan demikian, pedagang asong di pantai Kuta, Bali dengan tergelarnya media pembelajaran secara langsung melalui turis, maka bahasa sebagai alat komunikasi menjadi mudah proses penguasaan bahasa tersebut.

Penulis telah banyak mengumpulkan informasi data primer dari sejumlah informan (dalam catatan lain) bahwa proses berbahasa Inggris pedagang asong di pantai Kuta, Bali tidak murni proses alamiah berbahasa seperti yang dialami penyerapan bahasa bagi bayi hingga balita. Karena, bagaimana pun juga para pedagang asong tersebut sedikit banyak telah mengenal bahasa Inggris sebelumnya, betapa pun belum komunikatif. Dan kemampuannya tersebut telah dipelajarinya dari orang lain di sekelilingnya. Bisa jadi kombinasi itu semua yang membuat pedagang asongan lebih  terampil memakai bahasa Inggris.

Dengan kesabaran dan ketelatenan serta ketekunan seorang ibu, misalnya, membenarkan ucapan-ucapan yang belum sempurna pada balitanya, akhirnya kemampuan berbahasa balitanya bisa terbentuk hingga mencapai kesempurnaan. Sebagaimana pedagang asongan juga dengan frekuensi pengulangan ucapan orang lain, sebagai asah evaluasi suara dalam ungkapan bahasa.

Yang pasti pedagang asong di pantai Kuta lebih beruntung bisa belajar bahasa Inggris langsung dengan sumber belajar. Kalau hal ini terjadi benar memang cara belajar mereka seperti masa balita belajar bahasa ibu, walau hal itu tidak semua berlangsung seperti itu, namun fakta membuktikan tahapan yang paling dasar mereka menguasai bahasa Inggris pada awalnya mereka terbiasa mengatakan, misalnya:  Hallo, good morning … , wood carving … T-Shirt, kite, Indonesian batik, silver … dll. Sebagai bentuk komunikasi yang mempunyai motivasi kuat di balik komunikasi untuk sesuatu tujuan, maka secara teoritik kemampuan semakin terpupuk. Dari sedikit demi sedikit itulah akhirnya terbiasa dengan ucapan-ucapan sederhana hingga membentuk komunikasi yang semakin kompleks. Imam Muhayat, Bali, 24 Oktober 2014.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun