Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Pilihan

Muda Belum Jadi Apa-apa, Tak Masalah yang Penting Usaha

26 April 2021   07:22 Diperbarui: 26 April 2021   07:25 383 5
Muda dan belum jadi apa-apa, itu fenomena yang wajar. Apalagi pada mereka yang bukan dari keluarga berpunya.

Jika mereka pada usia 30 sudah punya rumah dan karier gemilang, maka itu sepertinya sangat sedikit. Sedikit dalam artian jika mereka mengusahakan sendiri.

Kebanyakan yang saya tahu (mungkin bisa saja salah), mereka yang sudah punya rumah di usia bawah 30 tahun memang dapat intervensi dari keluarga. Misalnya karena dibangunkan rumah oleh orangtua mereka yang kaya.

Menjadi pekerja kelas menengah di Indonesia dan punya rumah di usia sebelum 30, sepertinya memang sulit. Kalaupun mungkin ya rumah cicilan. Kalau rumah cicilan menurut saya belum bisa dikatakan punya rumah, kecuali cicilannya sudah tuntas.

Jadi kalau memang pekerja tengahan dan bukan dari keluarga kaya raya, tak perlu membebani diri sudah punya rumah di usia 30. Sebab, itu hanya akan memusingkan.

Lalu bagaimana? Ya sudah usaha saja. Kerja yang baik, yang wajar. Tak perlu mengeksploitasi diri mati-matian karena bisa merusak kesehatan. Kerja keras saja tapi dalam batas yang wajar.

Saya mengutip pernyataan Gus Muwafiq bahwa tugas kita hanya kerja saja sebaik-baiknya. Soal rezeki, serahkan pada yang di atas. Jadi kerja keras yang wajar, kerja yang baik.

Kenapa rezeki tak perlu dipikir dalam-dalam? Ya karena masing-masing kita sudah dikasih jatah. Jatahnya pun beda-beda, jadi tak perlu cemburu.

Contoh paling nyata saya lihat sendiri. Ada anak yang tak pernah melamar kerja, eh ditelepon untuk bekerja. Bayangkan, belum selesai kuliah dihubungi untuk bekerja.

Gara gara si anak itu direkomendasikan oleh temannya. Coba bayangkan, bagaimana enaknya. Sementara ada anak yang lain banting tulang ke sana ke mari masukin lamaran dan tidak diterima.

Saya misalnya. Dulu saat masih kepala dua, lebih dari 30 instansi saya masuki lamaran. Tapi tak ada satu pun yang lolos. Ada yang sampai tahap wawancara, ada yang baru tahap tes tertulis. Bahkan ada di tahap diterima tapi tetap gagal. Itu pernah saya alami.

Saya mendaftar kerja, wawancara, dan diterima. Diminta menunggu administrasi dan panggilan. Tapi lama tak ada kabar. Ternyata manajemen dirombak besar besaran. Rekrutmen manajemen yang lalu dianggap tak ada. Akhirnya tak jadi kerja hehehe.

***
Jadi, kerja saja yang baik. Jika dapat rezeki dalam hal ini uang, digunakan dengan bijak. Untuk konsumsi, untuk berbagi, dan untuk disimpan.

Jangan pernah membebani hidup dengan angan-angan yang jauh. Apalagi jika kau dari keluarga dengan finansial biasa-biasa saja. Jalani saja hidup sebaik mungkin, usaha, doa, dan terus belajar.

Simpel kan? Ya memang, tapi godaan dan hasrat itu bisa merayu menderu-deru. Kalau kita oleng, ya sudahlah. Bisa cemburu, bisa menyalahkan diri sendiri secara belebihan, bisa menyalahkan orang lain, bahkan bisa menyalahkan Yang Maha Kuasa. Kalau sudah begitu. Ya sudah, wassalam.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun