Peringatan yang digelar pagi ini menghadirkan Habib Ahmad Gozali Assegaf sebagai penceramah. Dalam khotbahnya, ia menyampaikan pesan sentral: bahwa keberadaan seseorang di balik jeruji bukanlah akhir dari perjalanan hidup, melainkan bisa jadi takdir yang membuka pintu lebar untuk bertobat, berintrospeksi, dan mempererat hubungan dengan Allah SWT. "Justru di sini, Anda punya lebih banyak waktu untuk mengenal-Nya, mendekat pada-Nya, dan menjadi hamba yang lebih baik," ujarnya, disambut khusyuk oleh seluruh jamaah.
Habib juga mengajak seluruh hadirin untuk meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW yang pemaaf, sabar, dan penuh kasih sayang, sebagai pedoman hidup, terlebih dalam masa pembinaan. Ia menekankan bahwa kesalahan masa lalu bukan penghalang untuk menjadi pribadi yang mulia di masa depan.
Kalapas Ike Rahmawati menegaskan bahwa peringatan Maulid bukan sekadar tradisi, tetapi bagian dari transformasi spiritual. "Kami percaya, di balik jeruji pun, hati bisa pulih. Dan khotbah hari ini menjadi pengingat kuat bahwa setiap orang punya kesempatan untuk kembali ke jalan yang benar," ujarnya.
Dengan menggabungkan nilai-nilai keagamaan dan pembinaan holistik, Lapas Kelas I Bandar Lampung terus membangun lingkungan yang tidak hanya aman, tetapi juga penuh harapan, ketakwaan, dan ruang untuk berubah.
@pemasyarakatanlampung
@ikerahmawatiofficial
#kemenimipas
#ditjenpas
#lapaskelas1bandarlampung
#maulidnabi
#pemasyarakatanhumanisÂ