Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Tak Melulu Anak yang Salah dalam Mengurus Orang Tua

3 November 2021   14:20 Diperbarui: 3 November 2021   14:32 777 13
Perihal merawat orang tua ini sebetulnya tidak semudah ketika jempol kalian.Viralnya cerita tiga anak yang mengirimkan orang tua mereka ke panti ternyata mendapatkan pro dan kontra. Ini bukan soal satu ibu bisa merawat dua hingga tiga anak. Melainkan setiap orang di keluarga memiliki situasi yang berbeda.

Saya pernah cerita sama teman saya yang memilih mengorbankan karir dan hidupnya untuk pulang dari tanah rantau karena orang tuanya sudah tua.

Dia pulang karena saudara-saudara dia sudah berpencar kota dan tinggal sanggup dengan kelakuan orang tuanya.

Saya tahu dan paham sekali keputusan teman saya ini tidak mudah untuk dilakukan. Ketika teman saya hanya memiliki orang tua tunggal, dia merasa ingin memutus karma yang terjadi.

Terlebih dia pun harus merelakan pekerjaan dia di usia produktif. Pulang ke kota asal belum tentu teman saya bisa mendapatkan pekerjaan kembali dengan posisi dan pendapatan yang bagus. Itu makin tidak mudah.

Memang, di dalam keluarganya, tinggal dia sendiri yang belum berkeluarga. Semua saudara-saudaranya seakan memojokkan dia untuk mengurus orang tuanya di kampung halaman.

Teman saya lalu bercerita, masa transisi ketika dia pulang ke rumah pun juga tidak mudah. Apalagi menghadapi sifat orang tuanya yang memang merepotkan. Sifat yang berubah-ubah hingga bisa berdampak ke tetangga sekitar.

Ada rasa malu kata teman saya.

Lalu saya bertanya apa yang membuat mengurus orang tua di masa tua mereka itu lebih sulit?

Ada sifat orang tua dia yang seperti kepribadian ganda dan itu cukup membahayakan bagi anak-anak mereka. Setiap saudaranya sudah pernah mencoba mengajak tinggal bersama, namun adanya ketidakcocokkan membuat orang tua mereka bisa ribut satu sama lain. Entah ribut sama ART atau tetangga, bahkan menantu.

Makanya saya bisa merasakan cerita teman saya. Bahwa bisa saja dia kembali bukan karena omongan orang yang bilang anak-anaknya pada durhaka. Namun, anak tetap sayang dan cinta orang tua mereka.

Ladang amal bukan hanya soal ucapan manis saja. Bedanya merawat lansia sakit dengan balita adalah kita akan sulit dalam komunikasi. Kalau balita menangis karena ingin buang air besar kita bisa saja mengganti pampersnya, tapi kalau lansia biasanya mereka akan meronta-ronta.

Saya juga merasakan ketika harus merawat nenek saya seorang lansia yang tulangnya patah. Bagaimana semasa hidupnya saya pun harus melerai sampai teriak-teriakan karena dia sulit dikasih tahu. Dia tidak bisa dibiarkan tidur terus menerus karena bisa saja luka di dalam.

Kita akan merasakan capek letih mental serta fisik. Belum lagi kalau harus dibarengi dengan tuntutan pekerjaan kantor, maka pikiran kita pun jadi bercabang.

Saya sependapat memang walau punya banyak anak, belum tentu bisa mengurus satu orang tua. Namun, bukan berarti anaknya durhaka. Bisa jadi karena situasi.

Intinya bagi kalian orang luar yang bukan keluarga, tentunya akan lebih mudah menghakimi orang atau memberikan label mereka anak durhaka ketika anaknya menitipkan orang tua di Panti Jompo. Padahal kalian tidak tinggal dengan orang tersebut, kita tidak tahu permasalahan secara menyeluruh sehingga lebih baik tidak ikut campur dalam keruhnya air.

Doa saya semoga kalian yang sedang menjaga dan merawat orang tua bisa lebih diberi kesabaran dan diberikan jalan keluar terbaik.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun