Menarik mendiskusikan dunia mahasiswa Indonesia dan tak ada habis-habisnya sebab selalu ada sisi keunikan yang selalu menyentuh peradaban, kemajuan dan pergerakan. Dua hal yang tak bisa dipisahkan dalam dunia mahasiswa yang harus menyatu. Namun, ada sisi dilematis yang dihadapi mahasiswa, satu sisi dituntut untuk cerdas, selesai tepat waktu, berdampingan dengan buku, riset dan sebagainya. Sementara mahasiswa juga dituntut peka terhadap kondisi nation-state untuk ambil bagian dalam mengatasi, memberikan serta menawarkan ide, gagasan untuk kemajuan bersama. Menarik, sebab identitas mahasiswa merupakan sekelompok orang terdidik, tepat ungkapan Ali Syaria'ti seorang Sosiolog menyebut dengan istilah
rausyan fikr yaitu manusia yang tercerahkan, memiliki tanggung jawab yang besar, tentu mahasiswa merupakan salah satunya yang mendapatkan pendidikan pada perguruan tinggi. Identitas seorang filosof Maximus memilih makna mengarah pada pengembangan moral dalam kehidupan. Sungguh tepat pemaknaan bahwa identitas yang melekat pada mahasiswa adalah
agent of change atau
agent of control, merupakan ciri khusus yang melekat dalam kepribadian. Kenapa penyematan karakter atau ciri khusus tersebut, disematkan kepada mahasiswa, bukan kepada buruh, petani, rakyat atau elemen lainnya. Bukankah mereka juga memiliki konsep, aliran yang dapat memberikan efek dan nilai untuk membawa sebuah perubahan untuk masa depan.
KEMBALI KE ARTIKEL