Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Matinya Gagak Hitam Menuju Keabadian

23 Januari 2023   10:17 Diperbarui: 23 Januari 2023   10:31 225 24
Matinya Gagak Hitam Menuju Keabadian

Cintanya bersambut
pada putri jelita
namun sayang disayang
terganjal restu

Restu tak kunjung didapat
penantian serasa berabad
restu lebih mahal dari
sekedar emas permata

Hanya bisa ditebus dengan
sehelai nyawa menghuni daksa
sebab rasa itu lebih luhur meski
raga harus tertanam di perut bumi

Hari demi hari gagak hitam
memahat aksara kelam
sekelam langit jiwa nan muram
berselimut tebal diam

Gagak hitam menggurat
sajak-sajak miliknya
dengan ceceran darah
genangan rasa tumpah meruah

Ia memeluk cintanya
hingga embus hela nafas terakhir
genggam jemari janji terukir
tertuang di atas prasasti berdebu

Gagak hitam terbujur kaku
luruh kepak sayap-sayapnya
pejam mata tak pernah terbuka lagi
membawa pergi mutiara cintanya

Lintasi lorong-lorong keabadian
menuju alam baka tempat
sua dengan burung-burung hijau
dalam bangunan Istana nan megah

Gagak hitam direngkuh keabadiaan
genggam rasa yang tak binasa
tetap hidup dalam barisan sajak-sajak bisu
luruh kelopak bunga rindu di jasad beku

H 3 R 4
Jakarta, 23/01/2023







KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun