Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Sajakku Lahir dari Secangkir Kopi Beraroma Matahari

29 April 2022   07:08 Diperbarui: 29 April 2022   07:21 185 21
Sajakku Lahir Dari Secangkir Kopi Beraroma Matahari

Puisi-puisiku lahir
dari bising deru kota
ditingkahi tarian debu dan
rupa-rupa kemacetannya pada
sepanjang tubuh beton yang kaku

Sajak-sajakku lahir
dari secangkir kopi pagi
beraroma matahari kureguk
hingga tetesan terakhir hapuskan
dahaga di ujung batang kerongkongan

Syair-syairku lahir
dari roda-roda kehidupan
yang tak henti menggelinding
pada paruh waktu kerap mematuk
singkirkan kantuk ganduli pelupuk

Diksi-diksiku lahir
dari bening air mata yang
diseka oleh tapak lengan bayu
tak kasat mata hingga mengering
tanpa sempat sisakan jejak kesedihan

Puisi-puisiku
akan terus lahir hingga
tajamnya pisau algojo waktu
memenggal batang usiaku serta
sehelai kafan selimuti seluruh raga

Hingga yang tersisa
goresan-goresanku pada
prasasti waktu memahat abadi
meski telah habis seluruh hela nafas
di jiwaku namun untaian kataku takkan

Pernah M A T I


H 3 R 4
Jakarta, 29/4/2022

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun