Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Artikel Utama

Berandal Tengik dan Bidadari Binal

2 Juli 2020   20:23 Diperbarui: 3 Juli 2020   04:42 310 33
Berandal Tengik dan Bidadari Binal

Kala malam selimuti Bumi
dengan jubah hitamnya
sesungguhnya geliat kehidupan
barulah akan dimulai

Drama pementasan panggung kehidupan
menyaji realita sisi kelam malam
bernafas dalam lumpur sesat
bergelimang dalam kubangan maksiat

Purnama bersemayam di pucuk dahan
dengan cahaya meremang
seakan mengundang dengus
Serigala lapar keluar dari sarang

Berkerumun di lapak-lapak dadu koprok
atau di warung remang-remang
menyaji arak dengan aroma khas
cukup membuat liar sensasi tatkala mabuk

Kepak sayap kelelawar menari di pori malam
seakan sayup-sayup sampai
memanggil sekawanan Bidadari Binal
guna mencari tuan berkantung tebal

Berdandan yang cantik agar dilirik
dengan muka berdempul bersenti bedak
merajuk manja dengan segudang puja puji
menggelontorlah rupiah dari saku celana
 
Bagi para makhluk malam
penghuni kolong langit
dengan benak menghitam
memenuhi setiap sudut lorong kelam

Menyisir ruas jalan
atau sekedar menanti buruan
di mulut-mulut gang sempit
dengan tatap mata nanar

Malam tetaplah malam
dengan kehidupan bertabur
bunga-bunga kenikmatan
di rimbunnya belantara beton Jakarta

Sisi lain kehidupan nyata besebrangan
ibarat dua sisi mata uang logam
ada hitam ada putih
ada pula sewarna abu-abu

***
Hera Veronica
Jakarta | 2 Juli 2020 | 20:05

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun