Kala malam selimuti Bumi
dengan jubah hitamnya
sesungguhnya geliat kehidupan
barulah akan dimulai
Drama pementasan panggung kehidupan
menyaji realita sisi kelam malam
bernafas dalam lumpur sesat
bergelimang dalam kubangan maksiat
Purnama bersemayam di pucuk dahan
dengan cahaya meremang
seakan mengundang dengus
Serigala lapar keluar dari sarang
Berkerumun di lapak-lapak dadu koprok
atau di warung remang-remang
menyaji arak dengan aroma khas
cukup membuat liar sensasi tatkala mabuk
Kepak sayap kelelawar menari di pori malam
seakan sayup-sayup sampai
memanggil sekawanan Bidadari Binal
guna mencari tuan berkantung tebal
Berdandan yang cantik agar dilirik
dengan muka berdempul bersenti bedak
merajuk manja dengan segudang puja puji
menggelontorlah rupiah dari saku celana
Bagi para makhluk malam
penghuni kolong langit
dengan benak menghitam
memenuhi setiap sudut lorong kelam
Menyisir ruas jalan
atau sekedar menanti buruan
di mulut-mulut gang sempit
dengan tatap mata nanar
Malam tetaplah malam
dengan kehidupan bertabur
bunga-bunga kenikmatan
di rimbunnya belantara beton Jakarta
Sisi lain kehidupan nyata besebrangan
ibarat dua sisi mata uang logam
ada hitam ada putih
ada pula sewarna abu-abu
***
Hera Veronica
Jakarta | 2 Juli 2020 | 20:05