Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan

Presiden Jokowi Membuka Munas LDII IX Secara Daring

7 April 2021   16:42 Diperbarui: 8 April 2021   00:28 245 3
Jakarta - Munas IX LDII yang di gelar di Pondok Pesantren Minhaajurrosyidiin Jakarta Timur secara resmi di buka  Presiden Joko Widodo, Rabu (7/4/2021). Presiden Jokowi di depan para peserta yang mengikuti pidato pembukaan secara daring tersebut, mengingatkan Ormas Islam untuk mengembangkan dan melaksanakan moderasi beragama.

“Kita patut bersyukur menerima warisan berupa Bhinneka Tunggal Ika dari para pendiri bangsa, meskipun berbeda-beda suku, bangsa, dan berbeda dalam pandangan agama, tapi tetap saling menghormati, bersatu, rukun, dan bersama-sama bergotong royong,” papar  Presiden ke 6 RI saat membuka Munas IX LDII di Istana Negara via daring.

Selanjutnya, Presiden Jokowi mengatakan dengan modal sosial dan sikap toleran dapat menghargai segala perbedaan, dan keyakinan. Sikap ini, menurutnya suatu keharusan yang bisa tumbuh, dan bila dikembangkan sikap saling menghormati untuk belajar dari orang lain. Sehingga sikap tersebut dapat mencapai sikap saling menghormati dalam perbedaan.

Bahkan menurut Jokowi, sikap tertutup dan eksklusif, tidak lagi sesuai dengan Bhinneka Tunggal Ika.
"Sikap tertutup menciptakan intoleransi yang merusak sendi-sendi keagamaan, dan menimbulkan penolakan serta pertentangan. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh jajaran dan pimpinan keluarga besar LDII, untuk menyuarakan dan meningkatkan kehidupan sosial keagamaan kita," tegasnya.

Jokowi mengatakan, pemerintah berkomitmen dan terus berupaya, serta mendorong moderasi beragama. Dirinya juga menyerukan sikap yang tidak toleran yang disertai dengan kekarasan fisik, harus dihilangkan dari Bumi Pertiwi. "Sikap beragama yang memecah belah persatuan tak ditoleransi," ujarnya.

Senada dengan Presiden Jokowi, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso mengatakan, dalam delapan bidang pengabdian LDII untuk bangsa, kebangsaan ditempatkan pada posisi pertama. Dengan semangat kebangsaan itu, LDII melaksanakan moderasi beragama, berdakwah dengan sejuk. Serta berkomitmen menegakkan Empat Pilar Kebangsaan.

"Moderasi beragama adalah pangkal dari modal sosial membangun bangsa. Agar kebhinnekaan yang ada dalam rakyat Indonesia menjadi perekat untuk menjalankan program pembangunan," tegas Chriswanto saat ditemui usai seremoni pembukaan Munas IX LDII.

Dalam pidato pembukaan, Chriswanto menegaskan empati dan dukungannya terhadap pemerintah. LDII turut merasakan beratnya permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah saat ini. Kehadiran pandemi covid-19 sejak awal tahun lalu dan masih berlanjut hingga sekarang, benar-benar telah memukul mundur capaian target-target pembangunan pada berbagai sektor khususnya kesehatan dan perekonomian.

"Jumlah penduduk yang meninggal karena covid-19 juga cukup membuat kita sedih, yaitu di kisaran 40 ribuan. LDII sangat merasakan dan sangat berempati terhadap masalah ini," lanjutnya.

Chriswanto juga mengajak seluruh elemen bangsa bekerja keras, cerdas, kreatif, dan out of the box agar target-target pembangunan yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024, kembali pada jalur semula.

"Munas IX LDII kali ini mengambil tema Pengutan SDM Profesional Religius Untuk Ketahanan dan Kemandirian Bangsa Menuju Indonesia Maju. Dengan merevitalisasi dan menajamkan delapan program kerja yang ditetapkan dalam Rakernas LDII 2018," imbuh Chriswanto.

Program kerja Pertama berupa Kebangsaan, yang bertujuan membangun nasionalisme agar persatuan dan kesatuan bangsa dapat lebih terjaga, termasuk mencintai produk bangsa sendiri. Sebagai Lembaga Dakwah Islam, LDII selama ini telah menempatkan program kebangsaan sebagai program utama, karena bagaimanapun juga persatuan dan kesatuan adalah modal utama bangsa.

Program Kedua Keagamaan, yaitu Program yang bertujuan meningkatkan nilai religiusitas bagi ummat Islam, termasuk didalam membangun toleransi beragama. Program Ketiga Pendidikan, yaitu Program yang mendorong agar pendidikan karakter, khususnya karakter professional religius, dapat dijadikan sebagai lifelong education, atau pendidikan sepanjang hayat.

Program Keempat Ekonomi, yaitu Program yang mendorong ekonomi syariah, termasuk percepatan pemulihan dan membangkitkan kembali ekonomi di era pandemik ini. Program Kelima Pangan dan Lingkungan Hidup, yaitu Program yang bertujuan untuk membangun kemandirian pangan dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.

Program Keenam Kesehatan, yaitu suatu Program yang bertujuan mendorong penggunaan obat tradisional atau herbal secara meluas terlebih pada kondisi kedarutan kesehatan. Sedangkan Program Ketujuh Teknologi Digital, yaitu suatu Program yang bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi digital dalam berbagai bidang pembangunan.

Dan Program yang terakhir Delepan Energi Baru Terbarukan, yaitu suatu Program untuk mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi fossil, termasuk untuk mengurangi emisi karbon guna mengurangi efek rumah kaca.

“Kesemua Program tersebut di atas bukannya baru perencanaan, akan tetapi LDII telah berbuat dengan membuat beberapa pilot project di beberapa daerah sesuai kondisi keunggulan daerah tersebut," pungkas Chriswanto.

Munas IX LDII dihadiri 3.750 secara daring dan luring, Kabupaten Kota di seluruh Indonesia. Mereka mengikuti dari 457 studio mini, sementara para ulama, DPW LDII dari 33 provinsi, dan undangan lainnya yang hadir di lokasi mencapai 200 orang. Mereka diwajibkan swab antigen dan menjaga protokol kesehatan.  

“Perwakilan DPW LDII Nusa Tenggara Timur tidak bisa hadir karena bencana badai, yang mengakibatkan penerbangan sulit di wilayah tersebut," tambah Ketua Panitia Munas IX LDII Rully Kuswahyudi. (Harry Leaks)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun