Mohon tunggu...
KOMENTAR
Bola Pilihan

Garuda Muda Siap Menghadapi Guinea dalam Perebutan Tiket Olimpiade Paris 2024

3 Mei 2024   08:50 Diperbarui: 3 Mei 2024   08:54 59 1
Dari 16 tim yang berpartisipasi dalam Piala Asia U23 2024, lima di antaranya telah memenangkan turnamen ini sebelumnya.

Indonesia, yang baru pertama kali tampil dalam turnamen 2024, harus menghadapi tiga dari lima tim juara Piala Asia U23 tersebut.

Tim-tim tersebut adalah Korea Selatan, Uzbekistan, dan Irak. Dua juara lainnya yang belum pernah dihadapi Indonesia adalah Arab Saudi dan Jepang.

Indonesia berhasil menang melalui adu penalti 11-10 melawan Korea Selatan setelah bermain imbang 2-2 selama 120 menit, tetapi kalah 0-2 dari Uzbekistan dan kemudian 1-2 dari Irak dalam perebutan tempat ketiga, yang juga merupakan tiket menuju Olimpiade Paris 2024.

Setelah kalah dari Uzbekistan di semifinal, pelatih Shin Tae-yong mengakui timnya kurang berpengalaman dan cenderung gugup, yang menyebabkan kekalahan tersebut.

Faktanya, tim-tim yang mengalahkan Indonesia dalam turnamen ini adalah tim-tim dengan pengalaman tinggi di atmosfer pertandingan yang intens.

Uzbekistan telah mencapai semifinal empat kali dan masuk final dua kali berturut-turut, selain memenangkan turnamen pada 2018.

Irak juga memiliki pengalaman serupa. Termasuk tahun 2024, mereka telah mencapai semifinal tiga kali, satu di antaranya berakhir dengan kemenangan pada turnamen 2013.

Meskipun demikian, melihat bagaimana Garuda Muda bertarung, termasuk saat menghadapi Irak, menunjukkan bahwa mereka adalah tim yang pantang menyerah.

Setelah babak perempat final, Garuda Muda tampak memikul beban yang lebih berat. Mereka tidak lagi bermain dengan leluasa, meskipun tetap bermain dengan baik.

Shin Tae-yong menyatakan bahwa timnya gugup saat melawan Uzbekistan. Namun, saat melawan Irak, ketegangan itu sudah tidak terlihat. Indonesia menguasai distribusi bola lebih banyak, meskipun kurang dalam menciptakan peluang gol.

Pujian atas kemenangan Indonesia

Indonesia sempat unggul lebih dulu melalui gol Ivar Jenner, tetapi kemudian disamakan oleh Zaid Tahseen Hantoosh setelah VAR memastikan tidak ada pelanggaran terhadap kiper Ernando Ari.

Pemain bintang Irak, Ali Jasim, kemudian menggagalkan impian Garuda Muda untuk langsung lolos ke Olimpiade Paris dengan mencetak gol di babak perpanjangan waktu pertama.

Meskipun Indonesia kalah, mereka tetap menghormati kemenangan Irak. "Selamat kepada Irak yang melaju ke Olimpiade," kata pelatih Garuda Muda Shin Tae-yong.

Shin juga memuji timnya atas penampilan mereka selama turnamen di Qatar.

Shin benar karena Justin Hubner dan rekan-rekan telah bermain dengan baik sepanjang turnamen, mencapai semifinal dalam penampilan pertama Indonesia.

Namun, petualangan Rafael Struick dan rekan-rekan belum selesai. Mereka harus bersiap menghadapi Guinea dalam playoff antarbenua untuk memperebutkan satu tempat tersisa di Olimpiade Paris.

Playoff ini akan berlangsung di pusat pelatihan timnas Prancis di INF Clairefontaine pada 9 Mei 2024, jauh dari kemeriahan stadion-stadion di Qatar tempat Piala Asia U23 2024 digelar.

Dalam situasi yang berbeda ini, Garuda Muda mungkin justru bisa mendapatkan hasil positif untuk mengamankan tiket ke Olimpiade pertama Indonesia sejak Olimpiade Melbourne 1956.

Profil Guinea
Melihat profil Guinea, tim ini tampaknya tidak sekuat tim-tim juara Piala Asia U23 yang sudah dihadapi Indonesia U23 selama turnamen di Qatar.

Meskipun demikian, peringkat Guinea jauh lebih tinggi daripada Indonesia. Indonesia berada di posisi 134, sedangkan Guinea di posisi 76.

Namun, selama Piala Asia U23 2024, Indonesia telah menghadapi tim-tim dengan peringkat lebih tinggi.

Guinea berada di bawah Yordania (71), Uzbekistan (64), Irak (58), Qatar (34), Australia (24), dan Korea Selatan (23), yang semuanya telah dihadapi Indonesia.

Namun, Garuda Muda telah mengalahkan Australia, Yordania, dan Korea Selatan, yang semuanya memiliki peringkat lebih tinggi dari Guinea. Jadi, Garuda Muda seharusnya mampu mengatasi Guinea pada 9 Mei.

Bermain tanpa beban

Guinea juga tergolong tim baru, seperti Garuda Muda dalam Piala Asia U23 2024, yang juga merupakan debutan dalam Piala Afrika U23 2023.

Rekor Guinea selama fase grup Piala Afrika U23 2023 tidak sebaik rekor Indonesia di Piala Asia U23 2024.

Guinea menang sekali, kalah sekali, dan seri sekali, mencetak lima gol dan kebobolan empat gol. Sementara Indonesia menang dua kali dan kalah sekali.

Dua kemenangan Garuda Muda di fase grup diraih dari tim-tim dengan peringkat jauh di atas Indonesia, bahkan di atas Guinea.

Guinea langsung tersingkir di fase gugur, tepatnya di semifinal, setelah kalah 0-1 dari Mesir. Mereka juga kalah melalui adu penalti melawan Mali setelah bermain imbang 0-0 dalam pertandingan perebutan tempat ketiga Piala Afrika U23 2023.

Secara total, Guinea mencetak 5 gol dan kebobolan 4 gol, sedangkan Indonesia mencetak 8 gol dan kebobolan 9 gol. Setidaknya, Indonesia lebih produktif dalam mencetak gol.

Indonesia U23 juga bisa bangga karena menghadapi kompetisi yang lebih ketat dibanding Guinea.

Indonesia menjalani enam pertandingan sebelum pertandingan playoff pada 9 Mei, sementara Guinea hanya menjalani lima pertandingan karena Piala Asia U23 2024 diikuti 16 tim, sedangkan turnamen serupa di Afrika hanya diikuti delapan tim.

Meskipun begitu, Garuda Muda harus tetap waspada, karena seperti tim Afrika pada umumnya, Guinea memiliki keunggulan fisik yang bisa menyulitkan Merah Putih.

Selain itu, 20 dari 27 pemain dalam skuad Guinea U23 bermain di Eropa dan negara-negara lain seperti Austria, Prancis, Spanyol, Turki, Yunani, dan Belgia.

Marselino Ferdinan dan rekan-rekan harus berhati-hati dengan pertahanan Guinea, terutama bek tengah Naby Oulare yang bermain di Swiss bersama Stade-Lausanne-Ouchy.

Ibrahima Breze Fofana dari Kocaelispor di Turki, Aguibou Camara dari Atromitos Athens di Yunani, dan Algassime Bah dari Olympiacos di Yunani adalah tiga pemain Guinea yang patut diwaspadai. Mereka mencetak tiga dari lima gol Guinea selama Piala Afrika U23 2023.

Namun, Garuda Muda yang akan memainkan lebih banyak pertandingan dibanding tim-tim lain sebelum merebut tiket ke Olimpiade Paris harus kembali ke pola bermain underdog dengan leluasa seperti saat mengalahkan Australia, Yordania, dan Korea Selatan.

Dengan cara ini, keterampilan teknis dan visi yang baik bisa memberikan keuntungan besar sehingga pertandingan playoff pada 9 Mei menjadi milik Garuda Muda.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun