Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Berakhirnya Era Media Cetak

8 Oktober 2019   22:40 Diperbarui: 8 Oktober 2019   23:06 199 0
Sejak kecil hingga remaja , koran Sinar Harapan ,Kompas ,  Bobo , Hai , Tempo , Gatra selalu jadi bacaan rutin keluarga  kami.  

Saat kuliah dan sudah berkerja , favorit bacaan adalah Gatra. Dibanding majalah sejenis , Gatra lebih enak bacanya. Koranpun  juga kerap baca, tapi itupun kolom olahraga atau sepakbola  yang jadi favorit.

Meski ada TV sebagai media yang lebih menyenangkan, media cetak tetap lah menarik dan keren.  

Sambil ngeteh atau ngopi , enak sekali baca koran atau majalah . Sensasi membaca ,beda dengan menonton TV. Dengan membaca seolah kita masuk kedalam terlibat suasana kejadian dalam berita.

Tapi era media cetak ada akhirnya.  
Sekitar tahun 2010an , semua bos media cetak Amerika sudah paham sekali gejala akan  matinya industri media cetak.  

Adanya Twitter, Facebook , YouTube dan Instagram adalah biangnya.  
Mau tidak mau ,industri media cetak pun harus adaptasi. Beralih ke media digital.
Mereka mulai gudangkan mesin mesin cetak nya.

TV , Media online pun , tidak sepenuhnya aman bagi media mainstream.  Karena sudah era media sosial.
Lewat hape di tangan tiap orang , semua berita , opini bisa langsung diterima. Dimana saja kapan saja.

Di era sekarang , di era gadget canggih dan harga terjangkau , saat dengan hape type paling murahpun , semua orang bisa jadi wartawan , bisa buat opini , bisa jadi reportase. Bisa jadi apa saja layaknya media besar.

Sah-sah saja sebagai negara demokratis. Semua bebas berpendapat.  Tapi untunglah , sudah ada aturan pemerintah tentang cara menyampaikan pendapat lewat media sosial. Tidak boleh Hoax. 

Jadi , kalau ada media cetak yang nggak bisa adaptasi dan inovasi , tentu akan mati.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun