Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

Kunci Kemenangan Barca di Bernabeu

11 Desember 2011   23:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:29 697 0
Kita sudah tahu hasil el clasico kemarin. 1-3 untuk kemenangan Barcelona. Tetapi apa kunci kemenangannya?

1. MOTIVASI

Barca dengan para pemain dan pelatihnya beberapa tahun ini telah meraih semua gelar yang diperebutkan. Sebagian pemainnya juga pernah mengangkat tropi Piala Eropa dan Piala Dunia. Prestasi mereka bisa dibilang telah mencapai titik klimaks. Dalam kondisi ini, biasanya pelatih dan pemain sudah berkurang motivasinya untuk kembali memenangkan laga demi laga. Tetapi tidak bagi skuad Pep Guardiola. Mereka tetap berada di jalur motivasi yang besar. Kenapa bisa begitu?

a. Pep Guardiola hanya mau meneken kontrak selama satu tahun.

Bagi sebagian orang ini sangat mengherankan, padahal Pep dikasih pilihan untuk memperpanjang kontrak selama mungkin. Tetapi tidak bagi Pep. Untuk merawat motivasinya, dia memilih kontrak hanya satu tahun. Setelah itu dia bebas memilih klub mana lagi yang ingin dilatihnya. Dengan kontrak satu tahun, Pep serasa ada dalam situasi, bila dia tidak mampu berprestasi, maka sangsinya adalah putus kontrak. Dia atau pihak klub tidak akan memperpanjang kontrak. Situasi yang dibuat Pep seorang diri agar tidak terlena dengan semua yang pernah diraihnya. Motivasi terus dirawat. Motivasi tak pernah pudar.

Selain memotivasi dirinya sendiri. Dia juga ahli dalam memotivasi squadnya. Dia katakan, untuk memenangkan el classico, para pemain harus bermain dengan sempurna dengan filosofi dan gaya khas Barca. Peb bilang, "dalam hidup Anda harus menjadi berani atau sangat berani." Dan inilah yang melecut keyakinan diri para jugador Barca. Meski sempat tertinggal di menit pertama, mereka terus bergerak untuk menciptakan peluang demi peluang.

b. Dua pemain anyar: Alexis Sanchez dan Cesc Fabregas.

Cukup mengejutkan juga Pep memasukkan dua nama ini dalam starter dan menaruhnya di lini depan mendampingi Messi. Padahal David Villa dan Pedro adalah 2 nama yang sangat menakutkan bila berada di daerah pertahanan lawan. Juga dalah hal kerjasama kedua nama itu sudah sangat memahami satu sama lain. Tetapi kenapa Alexis dan Cesc?

Kedua nama ini baru dibeli Barca di musim transfer kemarin. Alexis dari Udinese, Cesc dari Arsenal. Keduanya bermain sangat bagus di klub yang mereka bela, tetapi mereka tidak memiliki tim yang mensupor kerja mereka. Mereka belum sempat mencicipi gelar yang prestisius seperti raihan gelar Barca. Nah, inilah motivasi besar keduanya. Di tim baru ini, mereka haus gelar, mereka haus gol. Dan ini dibuktikan dengan gol-gol mereka. Dengan adanya 2 nama baru ini, mudahan-mudahan juga akan memicu semangat kompetisi antarpemain. Terutama bagi David Villa dan Pedro yang tengah dalam penurunan performa. Akan kembali termotivasi ke performa yang lebih dahsyat lagi.

2. SKUAD INTI

Untuk kembali ke gaya main yang diinginkan Pep. Mau tidak mau dia memasang akuad inti yang telah lama bermain bersama. Di lini belakang : Puyol, Pique, Alves, dan Abidal. Tengah ada Iniesta, Busquet, dan Xavi. Bila di lini tengah kita sudah tidak meragukan lagi skill dan kerjasamanya, tetapi di lini belakang, Puyol dan Pique tampak meragukan. Puyol karena baru kembali dari cidera, Pique selain baru sembuh, juga terjadi penurunan performa. Mungkin karena sedang asoy pacaran dengan Shakira. hehehe.

Tetapi pilihan terhadap Puyol dan Pique juga bukan pilihan serampangan Pep. Pep sangat tahu kualitas para pemainnya. Bila beberapa laga Mascherano adalah pilihan utama Pep di lini belakang, tetapi tidak pada el classico ini. Karena untuk menghadang serangan balik dan umpan-umpan udara Real, Puyol dan Pique sangat tepat di posisi ini. Mascherano memang tangguh sebagai bek meski posisi aslinya gelandang bertahan, tetapi postur dan skillnya mengantisipasi bola-bola atas tidak dimilikinya. Puyol memang tidak setinggi Pique, tetapi daya lompatnya bisa seperti Superman, tokoh kartun yang diidolakannya waktu kecil. Dengan tim inti inilah, pertahanan masih terjaga, serangan tetap terus terkelola.

3. ROTASI FORMASI

Bukan Barca kalau tidak menyerang. Filosofi inilah yang mungkin sudah tertanam di jiwa Pep sehingga dia terus menerus memikirkan untuk mengembangkan inovasi-inovasi baru dalam menyerang. Formasi klasiknya adalah 4-3-3, tetapi pada musim ini Pep melakukan uji coba dengan seringnya memainkan formasi 3-4-3. Bagi sebagian pemain, ada yang merasa kurang pas, tetapi lebih banyak yang tetap mendukung pilihan pelatihnya. Terbukti, formasi 3-4-3 ini mampu melibas raksasa Madrid di kandangnya. Di menit awal, formasinya tetap dimulai dengan 4-3-3, tetapi setelah 5-10 menit kemudian formasi berubah dengan hanya menempatkan Puyol-Pique-Abidal di belakang. Meski sebenarnya, pada praktek di lapangan formasinya adalah 3-7-0 karena tidak ada pemain yang selalu berada di depan. Serangan selalu dibangun dari belakang.

Inovasi ini memang diperlukan Pep agar musuh tidak gampang menerka serangan para pemainnya. Selain itu untuk menambah daya gedor agar menhasilkan gol yang lebih banyak. Yah, kita tunggu saja inovasi Pep hingga hanya menyisakan 2 bek. Mungkin formasinya akan menjadi 2-5-3 atau 2-4-4.

4. KEMBALINYA TITO VILANOVA

Pasca operasi untuk mengangkat tumor pada kelenjar parotis, Tito Vilanona asisten coach Pep Guardiola kembali ke lapangan rumput mendampingi Pep. Sekilas mungkin sang asisten tampak tidak punya peran terhadap kejayaan Barca. Tetapi nihilnya Tito, sempat membuat Barca mengalami kekalahan saat menghadapi Getafe. Dan kembalinya Tito ini, juga menambah semangat jugador Barca. Saya juga sempat beberapa kali melihat Tito berbincang dan seperti memberi saran kepada Pep. Kehadiran Tito punya andil yang sangat besar terhadap kemenangan El Barca di Bernabeu.

5. KETENANGAN VALDES

Valdes blunder di menit awal. Semua memaki, mengecam, dan tidak percaya lagi pada kemampuan Victor Valdes di bahwa gawang. Di beberapa situs memberi rating buruk pada penampilan Valdes. Di twitter ada yang memprediksi Valdes akan diganti posisinya oleh De Gea di timnas Spanyol. Kepercayaan padanya memudar. Tetapi tidak bagi pelatih dan rekan setim-nya.

Setelah kesalahan itu, Valdes tetap tenang dan kembali memainkan umpan-umpan pendenkk di depan gawang. Gayanya tidak berubah. Rekan satu timnya terutama di lini belakang tetap memberikan umpan kepada Valdes. Mungkin bila tidak ada lagi kepercayaan dan ketenangan, Valdes bisa saja langsung membuang jauh-jauh bola ke depan seperti para kiper pada umumnya. Mungkin saja Pique, Puyol, Abidal tidak lagi memberikan umpan kepada Valdes karena ngeri dan trauma akan kesalahannya.

Pada umumnya, semua pemain pernah berbuat kesalahan. Messi juga pernah bikin kesalahan. Tetapi kesalahan yang dilakukan pemain lain tidak seberbahaya apabila kiper yang melakukan kesalahan. Akibatnya bisa menguntungkan pihak lawan. Kesalahan fatal Valdes ini tidak serta merta menurunkan semangat pemain Barca, apalagi kepercayaan pada Valdes. Valdes tetap bermain seperti sediakala. Tidak grogi. Tidak menyalahkan diri sendiri. Dia yakin perjalanan masih panjang dan peluang menang masih ada. Dan terbukti, beberapa kali penyelamatan dilakukan Valdes. Beberapakali visi serangan di bangun dari kaki dan tangan Valdes. Pada laga ini, Valdes pun pahlawan setelah cap antogonis yang disematkan padanya.

Terakhir, saya mengucapkan terima kasih kepada pada jugador Barca yang telah mati-matian di lapangan demi kebahagiaan para fansnya. Forca Barca!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun