Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Butuh "Tangan Tak Terlihat" agar Budaya Agraris Lestari

3 Juni 2019   12:29 Diperbarui: 3 Juni 2019   12:44 107 2
Masyarakat Aceh di Kabupaten Bireuen, khususnya penduduk Kecamatan Peusangan, merupakan secuil dari pada potret masyarakat petani yang roda kehidupannya benar-benar berputar.

Bagaimana tidak, sepanjang perjalanan sejarah negeri ini dari sejak Orde Lama hingga era reformasi, mungkin tak ada pemerintahan yang tidak mengangkat isu yang berkenaan dengan kesejahteraan petani. Bahkan masing-masing "dinasti" itu seperti saling terkait, dimana era setelahnya memanfaatkan karya era sebelumnya untuk dijadikan solusi isu kesejahteraan petani.

Kilas balik masa Orde Baru, maka teringat kita akan program Koperasi Unit Desa (KUD) yang digadang-gadangkan untuk memberantas praktek rentenir atau dipedesaan disebut sebagai "tengkulak". Ternyata "senjata" yang digunakan Orde Baru itu merupakan warisan dari Orde Lama, karena konsep koperasi itu sudah dimatangkan di era 1950an.

Tradisi rentenir itu sendiri sudah eksis jauh sebelum era kemerdekaan. Konon, para rentenir itu sendiri sebenarnya adalah para juragan bermodal besar. Biasanya praktek ini dilakoni oleh keturunan kaum ningrat yang notabene punya harta warisan yang cukup untuk membeli tanah satu kampung pada masanya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun