Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Gerakan Bersama Mencegah Bullying di Sekolah

19 September 2025   08:43 Diperbarui: 19 September 2025   08:43 11 0

Bullying di sekolah masih menjadi masalah serius yang berdampak luas, mulai dari ejekan, kekerasan fisik, hingga perundungan daring. Dampak negatifnya tidak hanya menurunkan prestasi belajar, tetapi juga memicu kecemasan, depresi, dan rendahnya rasa percaya diri. Dari perspektif psikologi pendidikan, perilaku ini menandakan kegagalan pembentukan karakter, pengelolaan emosi, serta lemahnya penciptaan iklim belajar yang aman. Pelaku bullying umumnya mencari kekuasaan atau pengakuan, dipengaruhi faktor keluarga, pola asuh keras, dan kurangnya pengawasan guru. Sementara itu, korban sering kali dianggap "berbeda", baik secara fisik, sosial, maupun kepribadian.

Lingkungan sekolah yang penuh intimidasi memicu stres, mengganggu konsentrasi, dan menurunkan motivasi belajar. Korban pun rentan mengalami trauma jangka panjang yang memengaruhi rasa percaya diri hingga dewasa. Untuk memberantasnya, diperlukan langkah terpadu: pendidikan sosial-emosional agar siswa mampu menumbuhkan empati dan mengendalikan emosi, pelatihan guru dan konselor untuk mendeteksi serta menindak kasus, penerapan aturan sekolah yang tegas dengan mekanisme pelaporan mudah, dukungan aktif orang tua dan komunitas melalui komunikasi dan kampanye anti-bullying, serta pendampingan psikologis bagi korban, pelaku, dan saksi guna pemulihan dan pencegahan pengulangan.

Bullying bukan sekadar masalah disiplin, tetapi isu mendalam dalam psikologi pendidikan. Kolaborasi guru, konselor, orang tua, dan siswa sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman sekaligus menumbuhkan generasi yang sehat secara akademik dan emosional.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun