Acapkali saya mendengar gurauan prihatin kawan-kawan “Sudah bekerja bertahun-tahun, koq gini-gini saja. Hidup tetap dari kontrakan yang satu ke yang lainnya, boro-boro punya mobil, masih naik kendaraan umum melulu”. Atau ledekan saat reuni “pulangnya naik bus yang nomor berapa ?”… kemudian berlanjut “koq gak ada perbaikan hidup ”, maksudnya koq masih juga mengejar-ngejar kendaraan umum, bukan naik mobil pribadi.