Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Perumahan di Tanah Terkutuk - Part 1: Teror dari Perumahan Terbengkalai

14 September 2022   18:33 Diperbarui: 15 September 2022   11:16 1814 2
Pada bulan November tahun 2019, aku pindah ke Serpong setelah wisuda dan mendapat pekerjaan di sana. Namun secara tidak terduga, bahwa langkah ini akan mengantarku pada peristiwa yang tidak diinginkan, sehingga menciptakan luka saraf dan fisik yang kekal. Sekarang aku hanya bisa merenungkan peristiwa itu, dan berharap agar tidak jatuh ke dalam kegilaan abadi.
 
Aku membeli rumah di sebuah komplek perumahan, yang terletak di pinggiran Kecamatan Serpong dan dekat dengan Desa Gunung Sindur; jauh dari hiruk-pikuk; masih banyak lahan kosong; sunyi; serta lampu jalan yang masih sedikit jumlahnya. Di sana ada delapan cluster, tapi hanya tujuh yang beroperasi. Sedangkan rumah yang kubeli berada di cluster ketujuh, bernama Perumahan Mawar.
 
Rumahku terletak di tepi perumahan, dan menghadap ke cluster kedelapan -- bernama Perumahan Lili -- yang bertahun-tahun terbengkalai. Alhasil itu menjadi pemandang awal di setiap aku keluar rumah. Sebab jaraknya cukup dekat dari rumahku; hanya dipisah oleh tanaman soka jawa, beserta sebuah lahan kosong yang ditumbuhi alang-alang. Rasanya sangat ironi; jika tempat yang dikenal dengan komplek perumahan megah, ternyata masih ada perumahan yang terbengkalai.
 
Apabila mendengar cerita-cerita dari tetanggaku; Perumahan Lili dikenal sebagai tempat yang angker. Kepercayaan bodoh dan liar itu lahir saat proses pembangunan Perumahan Lili, yang terjadi sekitar 15 tahun sebelumnya. Tatkala banyak pekerja bangunan yang menghilang secara misterius -- jika ditemukan tapi sudah dalam keadaan hancur, dikunyah, dan dicakar -- hingga kesaksian akan serangkaian penampakan ganjil. Banyak pihak yang menuduh hewan liar sebagai pelakunya, namun tuduhan itu dengan cepat disanggah oleh warga setempat maupun penganalisis.
 
Sebab itu terdengar absurd, jika ada hewan liar pemangsa manusia yang berkeliaran di daerah padat penduduk. Penganalisis lebih meyakini, bahwa itu ulah dari seorang maniak. Tetapi warga sekitar dengan semangat menghubungkan kengerian itu dengan hal-hal mistik. Walhasil fenomena tersebut telah menghambat proses pembangunan Perumahan Lili selama lima tahun.
 
Sebetulnya pihak pengembang sudah menyadari kengerian tersebut. Namun mereka tetap bersikeras untuk melanjutkan proyek pembangunan, sekaligus menutup rapat kejadian-kejadian ganjil dari publik dan para pekerja bangunan baru; agar tidak makin menghambat proses pembangunan, serta menciptakan rumor yang merusak nilai jual perumahan tersebut. Selain itu, mereka juga memperketat keamanan; tapi teror masih terus berlanjut sampai pembangunan selesai.
 
Sesudah rampung, tempat itu dengan cepat dihuni oleh para warga yang mayoritas adalah pendatang dari Jakarta, dan mereka tidak tahu-menahu akan cerita yang menyelimuti perumahan tersebut. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun