Entah mengapa saya ingin menonton film ini. Saya kira lebih karena ingin melihat bagaimana karya besar Pramoedya Ananta Toer yang adalah anak rohaninya dituangkan dalam film besutan Hanung Bramantyo. Ingin melihat bagaimana karya sastra tentang penindasan manusia ini digarap oleh sutradara pop dan ngetop bertangan dingin macam Hanung.
Pukul 10 pagi lebih sekian menit kemarin tanggal 24 Agustus 2019, saya memantau ketersediaan penayangan film tersebut di beberapa bioskop di Palembang melalui HP saya.
KEMBALI KE ARTIKEL