Menulis saja tentang pagi. Yang dipeluk hangat cahaya matahari. Kupastikan; pagi lebih piawai menyajikan asa dan harapan. Dalam aroma wangi bunga-bunga. Juga cinta. Yang dikemas rapi pada pepucuk daun-daun cemara.
Jadi, usah lagi menulis tentang senja! Apalagi sampai menjura menghamba sahaya. Sebab senja hanyalah pintu pelarian. Bagi orang-orang yang telah menemukan sekaligus merasa kehilangan.
***
Malang, 23 September 2020
Lilik Fatimah Azzahra