Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan Pilihan

Terungkap, Ini Peran Lain Ahok di Pertamina!

15 Juni 2020   19:33 Diperbarui: 15 Juni 2020   19:30 609 13
Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok sepertinya tidak akan asing lagi di blantika politik nasional.

Dia adalah salah seorang politisi beken yang setiap gerak geriknya selalu mampu menyedot perhatian. Baik itu para pemburu berita walaupun kalangan masyarakat lainnya.

Jamak, sebab pria yang akrab juga dipanggil BTP ini memang sosok figur yang cenderung kontroversial dalam setiap melakukan ativitasnya.

Sebelum menempati jabatan cukup strategis di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai Komisaris Utama (Komut) PT. Pertamina, Ahok juga telah merasakan atau melewati beberapa jabatan publik.

Terjunnya Ahok di dunia politik diawali dengan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Belitung Timur dari Fraksi Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) periode 2004-2009.

Hanya saja keanggotaannya di DPRD Laskar Pelangi ini tidak berlangsung lama. Karena kala itu banyak dukungan terhadapnya untuk ikut mencalonkan diri pada Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Belitung Timur.

Dukungan dan kepercayaan tersebut tidak sia-sia. Sebab Ahok berhasil mendapatkan simpati rakyat. Dia pun terpilih jadi Bupati Belitung Timur periode 2005-2010.

Lagi, sebagai bupati, Ahok tidak bisa menyelesaikan amanahnya hingga akhir jabatan, karena setahun sebelum masa akhir jabatan, dia mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari Partai Golkar dan terpilih dengan raihan suara terbanyak untuk periode 2009-2104.

Entah kebetulan atau karena sudah takdir, sebagai wakil rakyat di tingkat pusat pun Ahok tak bisa pungkas hingga akhir masa jabatan. Pada tahun 2012 dia dipilih Joko Widodo (Jokowi) untuk mendampinginya pada kontestasi Pilgub DKI Jakarta sebagai calon wakil gubernur.

Sebagaimana telah diketahui, pasangan Jokowi-Ahok yang diusung oleh Partai Gerindra dan PDI Perjuangan ini mampu keluar sebagai pemenang untuk masa jabatan 2012-2017.

Pendek cerita, sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta pun hanya dilakoni Ahok selama dua tahun. Karena setelahnya dia naik tahta menjadi gubernur, sebab pada tahun 2104, Jokowi mengundurkan diri untuk mengikuti kontestasi pemilihan presiden untuk masa jabatan 2014-2019.

Selama tiga tahun menjabat Gubernur DKI Jakarta, cukup banyak gebrakan yang telah dia lakukan. Ini membuat namanya makin kondang di percaturan politik nasional.

Sayang, waktu menjabat Gubernur takdir berkata lain. Ahok tersandung masalah hukum atas tuduhan penistaan agama.

Ahok pun akhirnya harus mempertanggungjawabkan perbuatannya setelah Pengadilan Negeri (PN) Jakarta memvonis dirinya selama 2 tahun kurungan penjara. Meski pada prosesnya dia hanya menjalani hukuman selama 18 bulan 15 hari.

Saat bebas dari penjara, rupanya tidak membuat bintang terang Ahok meredup. Namanya terus diperhitungkan oleh siapapun pada percaturan politik nasional.

Hingga akhirnya terpilih sebagai Komisaris Utama di Pertamina, salah satu perusahaan pelat merat. Meski awalnya perekrutan terhadap diri Ahok ini cukup mendapatkan protes dan penolakan beberapa pihak.

Dianggap endorsment Pertamina


Dipilihnya Ahok sebagai Komut di perusahaan gas dan minyak milik negara itu banyak pihak yang percaya bahwa dia ditugaskan untuk memberantas segala praktik perkeleriuan di perusahaan pelat merah dimaksud, terutama terkait maraknya mafia Migas.

Namun, setelah beberapa lama menduduki jabatan Komut, rupanya Ahok memiliki peran lain. Setidaknya hal ini diakui oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.

Wanita kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat ini mengatakan bahwa Ahok telah dianggap sebagai endorsment PT. Pertamina.

Pengakuan Nicke ini awalnya terungkap waktu dirinya diwawancarai sejumlah wartawan tentang kesannya bekerjasama dengan Ahok.

Nicke mengatakan, bahwa dirinya suka bercanda dengan Ahok. Misalnya saja ketika Pertamina masuk ke jajaran perusahaan terbesar di dunia berdasarkan Fortune 500.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun