Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

UN Terpaksa Mati Lebih Muda, di Antara Stres dan Bilang "Yes"

25 Maret 2020   11:52 Diperbarui: 25 Maret 2020   12:28 217 8
virus covid-19 benar-benar telah memporak-porandakan skenario-skneario kehidupan manusia di muka bumi. Banyak hal atau segala program yang harus ditunda, dihentikan sementara hingga total disetop.

Pandemi virus corona memang telah menjadi musuh bersama negara-nagara di belahan dunia yang harus segera dimusnahkan, agar jangan sampai merusak sel atau sendi-sendi kehidupan lebih parah bahkan lumpuh.

Salah satu yang menjadi korban akibat penyebaran pandemi virus asal Wuhan, Provinsi Hubei, China ini adalah dunia pendidikan Indonesia.

Ya, demi menghindar dan mencegah penyebaran virus corana, Ujian Nasional (UN) yang sejatinya dari segala tingkatan jenjang pendidikan, dari SD hingga SLTA terpaksa harus "mati" lebih muda.

Kenapa penulis sebut "mati" lebih muda?

Pasalnya, UN yang sudah berpuluh-puluh tahun diberlakukan dalam dunia pendidikan tanah air dengan beganti nama dan istilah memang sebelumnya sudah dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim untuk dihapus atau ditiadakan mulai tahun 2021 mendatang.

Itu artinya, bahwa pelaksanaan UN tahun 2020 ini sejatinya menjadi gelaran terakhir. Tetapi, penyebaran wabah pandemi virus corona telah memaksa sang menteri untuk mengakhiri tes atau ujian yang selama ini seolah telah menjadi "horor"  bagi setiap siswa menjelang akhir sekolah.

Untuk itu, cukup pantas kiranya, jika dengan ditiadakannya UN pada tahun ini, kita ucapkan sayonara pada Ujian Nasional.

Putusan Mendikbud untuk meniadakan UN tahun ini adalah lanjutan dari putusan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sekali lagi, keputusan ini untuk mencegah penyebaran virus corona COVID-19 yang ada di Indonesia.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun