Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Jakarta Lahan Subur Bisnis Sepeda Motor

15 Oktober 2011   02:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:56 205 0

WARGA Jakarta yang hampir 10 juta jiwa mayoritas gemar bersepeda motor. Buktinya, populasi sepeda motor lebih tinggi dibandingkan jenis kendaraan lain. Sepeda motor menjadi favorit untuk wara-wiri. Lebih hemat dan praktis.

Tak heran jika Jakarta menjadi lahan subur penjualan sepeda motor. Data anggota Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (Aisi) menyebutkan, sepanjang Januari-September 2011, volume penjualan bertumbuh sekitar 6,74% jika dibandingkan periode sama 2010.

Sembilan bulan 2011, rata-rata per bulan, anggota Aisi menjual sekitar 97.712 unit di Jakarta. Sedangkan sembilan bulan 2010 sekitar 91.541 unit per bulan.

Artinya, pada sepanjang 2011, tiap hari ada sekitar 3.257 motor yang terjual di Jakarta. Dahsyat!

Oh ya, jika dibandingkan wilayah lain di Indonesia, Jakarta berkontribusi sekitar 14,14%. Maklum, pada Januari-September 2011, total penjualan di pasar domestik sekitar 6,19 juta unit. Jakarta menjadi wilayah utama penjualan motor anggota Aisi, setelah itu baru Jawa Barat (13,66%) dan Jawa Timur (12,58%).

Periode sama tahun sebelumnya, Jawa Timur peringkat pertama (15,74%), lalu Jakarta (14,91%)dan Jawa Barat (14,31%). Wah, Jakarta menguat karena mungkin di Jawa Timur, khususnya Surabaya, konon sudah diberlakukan bea balik nama (BBN) yang lebih tinggi, yakni sekitar 10%.

Motor dan Kecelakaan

Balik lagi soal Jakarta. Ada yang bertanya, kenapa penjualan sepeda motor demikain pesat?

Jawaban utama adalah karena sepeda motor menjadi alat transportasi yang hemat biaya dan hemat waktu. Tentu saja jika dibandingkan dengan kendaraan pribadi mobil dan angkutan umum. Misalnya saja, untuk jarak tempuh sekitar 40 kilometer, biaya operasional pemotor untuk bahan bakar minyak (BBM) premium, tidak sampai Rp 4.500. Nah, jika naik mobil pribadi bisa lebih, apalagi naik angkutan umum, bisa dua hingga tiga kali lipatnya. Belum lagi urusan waktu tempuh. Sepeda motor bisa menghemat waktu tempuh hingga separuh dari angkutan umum.

Itu dari sisi faedahnya. Dari sisi risiko, sepeda motor juga memiliki risiko tinggi. Kecelakaan lalu lintas jalan di Jakarta mayoritas melibatkan sepeda motor. Tahun 2010, keterlibatan sepeda motor nyaris mencapai 60%. Sedangkan angkutan umum sekitar 10%. (lihat grafis disini)

Para pengendara sepeda motor bisa mengurangi potensi risiko terjadinya kecelakaan, maupun fatalitas akibat kecelakaan. Jika merujuk data tahun lalu, faktor manusia masih dominan. Artinya, pengendalian diri saat berkendara menjadi penting. Kunci utama adalah fokus saat berkendara dan tidak mudah emosional. Maklum, emosi yang tidak stabil bisa mengganggu konsentrasi saat berkendara. Setuju? (edo rusyanto)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun