Yang terhormat Pendengar syair,
di kuncup hari terakhir
Ada kabar tentang seutas
jejak-jejak kaki tanpa bekas,
milik sepotong ruh hendak terlepas,
meluruh bersama lekas,
Sementara ruh bergelayutan
meradang disusupi rintihan
Ngilu serasa terbelah sembilu
mencari nafas yang hampir semu
Meski butir-butir doa terasa pahit,
tetap saja dikecap meski sedikit
Tanpa lagi kata-kata,
kata-kata muram makna
Terlampau banyak kata
hilang dalam rimbun sumpah serapah
Kini hanya tinggal sebuah sukma
memapah raga yang melemah
Sepotong ruh masih menganga
menanti kabar dari Sang Penguasa
Mencoba bertanya,
"kapan giliranku tiba?"