Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Puisi: Menembus Lorong Kehidupan

16 Juli 2020   21:28 Diperbarui: 16 Juli 2020   21:26 615 21
Aku sedang mencoba menyusuri tebing-tebing tajam menuju lorong kehidupan, yang ditumbuhi lumut sehingga licin kala mendaki.
Hanya sedikit strategi agar sampai di depan pintu.
Sebuah lorong menggiyurkan bagai lintang subuh yang sengaja memoles diri pada dini hari, dan puluhan mata menangkap pesonanya.
Tak kupungkiri, perjalanan menyusuri tebing tak semulus berjalan pada aspal yang sejuk kala bertemu embun.
Namun perlu dipahami, harga dari perjuangan seperti mencari celah mentari pada musim dingin.

Ingat bahwa membuka lorong kehidupan adalah kemauan yang tak disadari.
Dan sepanjang aku menghitung dedaunan yang jatuh di depanku, beribu ujian melekat padanya.
Menerima lemparan batu sama sakitnya dengan menguliti kulit.
Namun begitulah kisah di balik lorong kehidupan.

Sadari bahwa matahari selalu percaya diri meski mendung pekat mencoba menantang.
Jika kau anggap semua adalah sandiwara, mungkin sandiwara yang mendewasakan.
Karena ketika membuka lorong itu, manusia siap berhadapan dengan duri.
Meski duri itu datang dari keindahan yang tak abadi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun