Cak Nun menjawab lantang, "Ya nolong orang kecelakaan-lah."
"Tapi sampeyan kan dosa karena tidak shalat Jumat?", kejar penanya.
"Ah, masa Gusti Allah "ndeso" gitu," dengan cepat Emha menjawab. "Kalau saya memilih untuk menunai shalat Jumat, itu namanya masuk surga tidak ngajak-ngajak".
"Dan lagi belum tentu Tuhan memasukkan ke surga orang yang memperlakukan sembahyang sebagai "credit point" probadi," jelas Emha.
Sejurus kemudian, Emha balik bertanya kepada si penanya. "Kira-kira Tuhan suka yang mana dari ketiga orang ini: pertama, orang yang shalat lima waktu, membaca Alquran, membangun masjid yang megah, tapi korupsi uang negara."
Kedua: orang yang hampir tiap hari berdakwah, shalat, hapal Alquran, menganjurkan agar hidup sederhana, tapi dia sendiri kaya-raya, pelit dan mengobarkan semangat permusuhan.
Ketiga: orang yang tidak shalat, tidak membaca Alquran, tapi suka beramal, tisak korupsi dan penuh dengan kasih sayang. Di antara ketiga orang itu, kira-kira Tuhan suka yang mana?.
Jika pertanyaan Emha itu diajukan kepada kita, selaku audiens Cak Nun, maka kira-kira apa jawaban kita?. Apakah Gusti Allah itu "Ndeso" atau justru kita sendiri-lah yang "Ndeso" karena memahami agama hanya secara ritual formalistik belaka?. Siapa kira-kira yang "Ndeso"?.
Gitu aja koq repot.
Selamat menikmati hidangan.