Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Gempa!

3 Juli 2016   22:31 Diperbarui: 4 Juli 2016   03:12 47 0
Belum rampung menangkap arsian, Suwardi membuka matanya lagi. Rautnya celingak celingukan kali ini. Ini lebih ganjil dibanding ketika ia telentang-telungkup-telentang, memikirkan masalah asmara sebelum jatuh tertidur. Bagaimana tidak. Semula badan cungkringnya bergetar pelan, kemudian volumenya makin lepas dan besar (semisal menyanyi, tentu Suwardi akan punya vibrasi paling ngeri). Nyala dalam sentir timbul tenggelam. Apinya meliuk-liuk mengikuti irama. Grrrrr....

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun