Terlepas dari amukan wakil rakyat, kita sadari bahwa pandemi Covid membawa dampak bagi dunia pendidikan kita. Hampir semua guru mengeluh tentang kualitas anak pasca Covid-19.
Kita harus akui bahwa pandemi Covid-19 telah menimbulkan kehilangan pembelajaran (learning loss). Praktisnya tiga tahunan anak-anak kehilangan waktu pembelajaran di sekolah.
Dunia pendidikan makin ditantang memikirkan arah kebijakan yang tepat untuk mengisi kembali kehilangan yang ada. Gerakan Literasi menjadi kunci pemulihan pendidikan.
Kita mengakui, Kemendikbudristek kemudian menyusun Kurikulum Prototipe sebagai bagian dari kurikulum nasional untuk mendorong pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
Tahun 2022, kurikulum nasional memiliki tiga opsi kurikulum yang bisa dipilih oleh satuan pendidikan untuk pemulihan pembelajaran di masa pandemi Covid-19, yaitu Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan), dan Kurikulum Prototipe.
Satuan pendidikan diberikan opsi untuk memilih. Semuanya tentu memiliki tujuan menghadirkan kembali wajah buram pendidikan sebagai akibad dari pandemi covid-19.