Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humor

Pejabat

30 Desember 2011   15:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:33 70 0
Pejabat di republik ini selalu menarik untuk diperhatikan. Gus Dur pernah mengungkapkan sekelompok pejabat sebagai kumpulan anak TK. Belakangan, ada yang menganggap ucapan Gus Dur ini melecehkan anak TK. Karena anak TK dianggap jauh lebih kreatif dibanding kerumunan pejabat di Senayan. Saya tidak akan mendalami perbandingan diantara keduanya. Saya hanya "merangkum" fenomena pejabat secara umum.  Ada kesamaan pola, langgam dan karakteristik dalam dunia pejabat.

1. Melimpahkan beban kerja kepada publik yang diawali dengan ucapan, ”Mari kita bersama-sama..”

2. Mendistorsi makna tanggung jawab sebagai amal baik, “Kami telah membagikan bantuan 1liter beras di pulau terluar Indonesia”

3. Membangun citra peduli dan dekat dengan rakyat : datang ke pasar atau tempat bencana, bersalaman, tebar senyuman dan ngobrol 5 menit dengan 3 orang. Metode terbaru adalah naik KRL.

4. Membangun citra sebagai korban. “Lihatlah dan pahamilah saya,bahwa ada orang-orang diluar sana yang tidak suka akan kegantengan saya”.

5. Mengidap sindrom pikun usia dini ketika berusan sama KPK. “Saya tidak ingat, lupa, engga tau”.

6. Berlomba membuat kebohongan yang baik. “Saya lihat dia kurus sekali, berat badannya turun 175kg”, “Istri saya sakit lupa stadium 19”.

7. Belum kerja sudah sombong. “Saya ahli dalam menurunkan kadar banjir, dari ketinggian 7meter menjadi 1cm”.

8. Menuding semua persoalan bersumber dari “kesalahan prosedur” dan “oknum di lapangan”.

9. Pihak yang memberi kritik selalu diberi label yang sama : PKI, teroris atau antek asing.

10. Melempar tanggungjawab kepada institusi lain.”Kewenangan pencekalan bukan pada kami,hanya Sekretaris dan Ketua RT saja yang bisa melakukan itu”.

11. Merasa Maha Benar sedunia akhirat.”Ahamadiyah bukan Islam, sebaiknya mereka kembali kejalan yang benar”.

12. Logikanya terlalu rumit dan sulit dipahami.”Konflik bisa terjadi karena lokasi gereja berada dijalan dengan nama tokoh Islam”.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun