masih ingatkah lupa
tika kita keliling kitari kota
mengikuti peta jalan
yang telah merubah
arah perlintasan kereta
menepikan sepi deru kenangan
yang nangkring di pengkolan
menyumbat di kerongkongan
tika kita kerap berlogika
jika maka jika maka
jika hanya jika hanya
henti neroboskan buntu
cinta mengalah ke rindu
pada garis alis sayu
masih ingatkah suka
tika kita
jenuh berlogika
sebab karena sebab karena
rute membelok ke halte
menjauhi rambu ketiga
yang seolah mengejar kita
itu bising sirine keranda
yang merupa gelak tawa
tiba
mendahului kendara lara
tika kita lupa nantikan
datangnya