Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat Pilihan

Riset dan Psikologi Yunani Kuno

22 Februari 2023   23:50 Diperbarui: 22 Februari 2023   23:51 375 6
Pemeriksaan jiwa manusia kembali ke zaman kuna. Teori pertama tentang jiwa manusia muncul dari filsafat Yunani kuno. Konsep jiwa tidak lagi digunakan dalam psikologi kontemporer. Istilah ini digunakan dalam filsafat kuno sebelum psikologi ditetapkan sebagai subjek ilmiah dan mandiri. Bahkan tanpa pengetahuan psikologi masa kini, para filsuf Yunani kuno mencoba memahami kepribadian manusia melalui pemikiran rasional.   Meskipun filsuf Socrates (469 / 399 SM) tidak menuliskan pemikirannya, ini diturunkan melalui murid-muridnya. Dengan cara ini dia menciptakan apa yang disebut maieutika, teknik bertanya Socrates. Teknik ini tidak memerlukan pemikiran logis apa pun, karena teknik ini berhasil mengarahkan orang lain ke wawasan yang benar dengan mengajukan pertanyaan. Yang jauh lebih penting di sini adalah penilaian terhadap mitra diskusi guna mengajukan pertanyaan-pertanyaan baru yang mendekati tujuan menimba ilmu bagi kedua peserta diskusi. Istilah maieutika menggambarkan lahirnya pengetahuan dan karena itu disebut sebagai seni kebidanan.

Platon (427- kira-kira 347 SM), murid Socrates, menunjukkan   cara berpikir mitis (mitos)  diikuti oleh refleksi rasional (logos). Dia  berbicara tentang pemisahan antara tubuh (soma)  dan jiwa (psyche) , yang berada dalam konflik berulang. Inti manusia, yaitu pedomannya, adalah jiwa dan dirinya (autos). Soma manusia terbatas dalam ruang dan waktu, sedangkan jiwa dianggap abadi. Jiwa sebagai pusat manusia dibagi menjadi tiga wilayah oleh Platon sebagai berikut: akal (logikaon), keberanian atau kemarahan (thymoeides)  dan keinginan (epithym etikon). Ini berarti   proses-proses seperti mengenali, mengamati, merasakan/merasakan, keinginan/usaha dan gerakan terjadi di sini. Ini dimungkinkan dengan menyatukan semua indera.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun