Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga Pilihan

Antara Timnas 2012 dan 2014, Setelah Dua Tahun Kemudian

18 November 2014   01:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:35 212 1
21 November 2012, saya membuat sebuah tulisan di kanal ini untuk Timnas Indonesia. Tulisan berjudul; "Harry Stamper’ Pimpin Indonesia ke AFF 2012" itu, saya persembahkan untuk mereka yang akan berlaga di ajang AFF Cup 2012 di Malaysia.

Dua tahun kemudian
Hari ini, saya ingin membuat catatan serupa, untuk mereka yang akan bertarung di AFF 2014 di Vietnam. Esensinya mungkin tetap sama, yaitu sebagai wujud dukungan paling minimal seorang anak bangsa terhadap timnas-nya, hanya dalam bentuk sebuah tulisan!

Disana tertitip satu harapan dan sedikit doa, agar skuad 'Merah Putih" mampu memberikan hasil terbaik di iven tersebut. Mungkin yang berbeda adalah melihat kondisi dan perjalanan Timnas 2012 dengan Timnas 2014.

Timnas 2012, saya catat sebagai salah satu timnas paling membuat miris sepanjang sejarah. Mereka ada ketika konflik internal federasi sedang berada di titik kulminasinya. Dualisme yang telah mengoyak-ngoyak nafas sepakbola bangsa ini. Tidak hanya kompetisi, pemain, fans, pecinta sepakbola, bahkan timnas pun ikut terbelah.

Dualisme yang membuat 'Garuda' tak bisa memanggil semua putra terbaiknya, dan berjalan dengan kondisi serba minimal. Ibarat puzzle yang telah hancur berkeping-keping, dan kepingan yang sudah berserakan itulah yang coba disatukan lagi oleh pelatih Nilmaizar saat itu, meskipun akhirnya memang tak lengkap lagi.

Derita Timnas saat itu makin lengkap, ketika sebagian pendukungnya berbalik arah memunggungi. Tak puas hanya memunggungi, mereka juga mencibir, menghujat, bahkan memaki, hanya karena mereka berada di sisi berbeda dalam pusaran konflik internal PSSI. Mereka lupa, yang mereka rendahkan adalah putra-putra bangsa yang memakai lambang garuda di dada kirinya.

Memilukan, ketika presenter dan komentator di sebuah televisi, dengan entengnya menyebut bahwa tim yang tengah bertarung dan memeras keringat di AFF 2012 itu bukanlah Timnas Indonesia. Mereka seolah mengingkari legalitas yang sudah diberikan FIFA dan organisasi turunan dibawahnya, yang jelas-jelas menyebut itulah Timnas Indonesia yang sah.

Tapi itulah yang layak dipujikan, walau dilecehkan ditengah bangsa sendiri, Timnas 2012 tetap menunjukan jiwa besar dan tanggungjawabnya sebagai wakil bangsa. Walau dalam kondisi serba minimalis, semangat dan perjuangan pantang menyerah tetap ditunjukan di setiap pertandingan.

Memang mereka hanya sampai fase grup AFF 2012, tapi mereka telah menunjukan perjuangan yang maksimal. Keringat sebatas yang bisa mereka keluarkan telah tercurah di tiga pertandingan grup. Apresiasi layak untuk mereka, apapun itu.

Inilah mereka yang masuk Skuad Indonesia AFF 2012 waktu itu.
Kiper: Endra Prasetya, Wahyu Tri Nugroho
Belakang: Nopendi, Wahyu Wijiastanto, Handi Ramdan, Fakhrudin , Valentino Telaubun, Novan Setia Sasongko.
Tengah: Elie Aiboy, Taufik, Andik Vermansyah, Vendri Mofu, Cornelis Gedi, Rasyid Bakrie, Irfan Bachdim, Oktavianus Maniani, Tonnie Cussel, Raphael Maitimo.
Depan: M Rahmad, Samsul Arief, Bambang Pamungkas, Johny Van Beukering

Bagaimana dengan Timnas 2014?
Ditengah kondisi yang sudah lebih nyaman dan kondusif, dan ketika pelatih sudah bisa leluasa memanggil pemain yang diinginkannya, seharusnya dan wajar mereka dituntut untuk bisa berbuat lebih dari yang dilakukan Timnas 2012.

Apa lagi yang kurang dari Timnas hari ini? Pelatih sudah top, bule lagi. Bahkan disebut pelatih sarat prestasi dan sudah teruji riwayat kepelatihannya. Sang arsitek bukan lagi pelatih yang kerap diejek pelatih tarkam dan kacangan.

Pemain? para bintang terbaik dari liga terbaik dan selebritis lapangan hijau Indonesia, yang 2012 ikut memunggungi Timnasnya, sekarang sudah kembali. Wajar pula, kalau ekspektasi lebih tinggi disandangkan di bahu mereka. Kalau perlu mereka dituntut untuk menuntaskan dahaga publik melihat timnasnya merengkuh Piala AFF untuk pertama kali.

Inilah mereka, Skuad Indonesia untuk AFF 2014, yang diharapkan bisa mengakhiri puasa AFF yang sudah terlalu lama dan terlalu menyiksa bagi negara sebesar ini.

Kiper: Kurnia Meiga, I Made Wirawan, Dian Agus Prasetyo
Bek: Zulkifli Syukur, Supardi, M Roby, Achmad Jufriyanto, Victor Igbonefo, Rizki Pora, Fachruddin.
Tengah; Manahati Lestusen, Hariono, Raphael Maitimo, M Ridwan, Ramdani Lestaluhu, Firman Utina, Evan Dimas, Zulham Zamrun, Imanuel Wanggai.
Depan; Boaz Solossa, Samsul Arif, Sergio van Dijk, Cristian Gonzales.

Dari nama-nama diatas, rasanya tidak ada lagi yang kurang. Bintang populer pelanggan Timnas lengkap hadir, dari Kurnia Meiga, Muhammad Roby, Zulkifli Syukur, M. Ridwan, sampai Boaz Solossa.

Naturalisasi pun komplit dari Victor Igbonefo sampai Sergio van Dijk.  Bahkan selebritis semacam Christian Gonzales, Firman Utina, dan Raphael Maitimo juga ada. Pun, bintang muda masa depan macam Manahati Lestusen dan Ramdani Lestaluhu datang memenuhi panggilan. Tidak ketinggalan, icon Timnas U-19 Evan Dimas juga dibawa.

Jika dibandingkan Timnas 2012, jelas mereka lebih populer dan lebih punya nama. Bagi sebagian orang, jelas lebih populer Zulkifli Syukur ketimbang Nopendi, lebih hebat Firman Utina ketimbang Vendry Mofu, apalah arti seorang M. Rahmat dibanding Boaz Solossa.

Apalagi bicara bawah mistar, Endra Prasetya mungkin terlalu kecil jika disandingkan Kurnia Maiga. Begitupun John van Beukering dihadapan Sergio van Dijk, atau Victor Igbonefo yang terlalu menjulang bagi Tonny Cussel.

Tapi biarpun begitu, jangan lupakan nilai plus Timnas 2012. Mungkin mereka tak terlalu mentereng dari segi materi pemain dan kemapuan teknis, dan punya banyak kekurangan dari sisi non teknis. Tetapi mereka punya semangat juang lebih, daya tarung yang luar biasa, dan sikap patriotik yang layak ditiru.

Tidak ada salahnya, Timnas 2014 juga bisa mempertunjukan semangat serupa di AFF 2014 nanti. Alangkah bagusnya dua sisi kelebihan masing-masing timnas ini bisa disatukan, sehingga akan menghasilkan sebuah Timnas yang lebih dahsyat, dan bisa bersuara lantang di AFF 2014. Kalau perlu bisa mengakhiri mimpi tampil sebagai juara AFF untuk pertama kali.

Sebuah harapan yang mungkin terlalu muluk, terlebih jika saya ingat-ingat lagi AFF 2010... tapi ya sudahlah.

Selamat berjuang Timnas Indonesia.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun