Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Lelaki Lansia, Mbak Ra, dan Hal-Hal yang Kamu Menyesal Membacanya

13 Juli 2025   20:05 Diperbarui: 13 Juli 2025   20:05 235 48
Katanya sinar matahari pagi baik untuk tulang, karena membantu pembentukan Vitamin D dalam tubuh. Terlebih untuk orang yang berusia di atas 60 tahun sepertiku. Bukan untuk menjaga cinta yang mungkin patah, tapi agar rindu tak mudah lelah.

Itu yang kulakukan setiap pagi. Seperti hari ini.

Dengan sepatu olahraga aku menyusuri jalan di lingkungan perumahan tempatku tinggal. Bolak-balik mungkin sekitar 1500 meter. Namun, aku menyebutnya satu setengah kilometer. Sama saja, sebenarnya. Kenapa aku menyebutnya demikian, ini karena diksi kilometer terkesan jauh.

Sejarak itu berarti aku melewati empat penjual nasi uduk, satu sekolah PAUD, 3 warung sembako, dan tujuh "polisi tidur". Polisi tidur ini cukup menjengkelkan bagi pengendara motor. Tapi cukup efektif juga untuk meredam hasrat emak-emak yang ingin seperti Valentino Rossi.

Dekat pintu gerbang ada penjual sayur, lengkap kebutuhan sehari-hari. Aduh, seikat kangkung sudah tiga ribu. Padahal seminggu lalu masih dua ribu rupiah. "Sekarang kangkungnya agak susah," alasan Teh Lina, penjual sayur itu.

Di komplek perumahan ini ada Mbak Ra. Kenapa Mbak Ra kusertakan dalam ceritaku karena ia, menurutku, perempuan tercantik yang tinggal di komplek perumahan ini. Ia setiap pagi, seperti diriku, jogging. Mbak Ra memakai pakaian olahraga, o, bukan, lebih tepatnya memeragakan tubuhnya yang sintal yang dibalut pakaian olahraga yang ketat. Setiap orang, terutama laki-laki, selalu menyapanya. Mbak Ra membalas hanya dengan mengangguk dan tersenyum. Aku sendiri tak cukup pede untuk menyapanya setiap berpapasan. Apatah lagi memberikan senyuman. Menurutmu, apakah Mbak Ra akan membalas senyumanku yang ada variasi gigi ompong dan rambutku yang sudah berwarna perak itu?

Tak sampai -- atau mungkin -- setengah jam aku sudah sampai lagi di rumah. Istriku sudah menyediakan nasi goreng dan secangkir kopi. Di cangkir kopi ini ada gambar pasangan calon kepala daerah pada pilkada kemarin. Coba telusuri beritanya: pasangan ini kalah.

Selesai ritual ini -- makan nasi goreng dan menghirup kopi -- aku mengeluarkan sebatang rokok. Jangan melotot atau mengerenyitkan kening seperti itu. Tahu, aku tahu, merokok tidak baik untuk kesehatan. Terlebih untuk orang yang lanjut usia. Ditambah pabriknya sendiri, dibungkus rokoknya memperingatkan, Rokok Dapat Membunuhmu! Ingat, membunuhmu. Bukan membunuhku.

Kucari-cari di atas meja, di atas kulkas. Di kantong juga tidak ada. Mm, boleh pinjam koreknya?

***

Lebakwana, Juli 2025

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun