Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Dia yang Mengubah

1 Desember 2020   00:38 Diperbarui: 1 Desember 2020   00:47 97 1
"hufthh...  kita lakukan lagi.. seperti biasa".

Aku buka mataku dengan paksa melihat jam yang ada di dinding, dengan kantuk ingin berdiri tapi apa guna tubuhku masih mengantuk..

"Felix bangun sarapan sudah siap".

aku dengar namaku terpanggil oleh suara ibuku.

"ya waktunya bangun".

aku keluar kamarku dan menuju meja makan dan duduk.

Ibuku menaruh nasi dan telur yang banyak di piring, mungkin dikarenakan badanku kurus dan tinggi  tapi bisa dibilang normal jika dibanding orang yang di sekolahku. rambut hitam, mata hitam sesuatu yang bisa dibilang biasa di sekolahku... ya kecuali kau beberapa orang spesial. kuselesaikan sarapanku dan bersiap menuju sekolah, saat berjalan ke sekolah aku mendengar 2 teman saling menyapa dengan senang. "aku berharap aku bisa menyapa teman begitu juga" orang di luar sekolah akan bilang" mengapa kamu tidak menyapa temanmu?", mungkin dikarenakan jenis sekolah ini.

Sampai digerbang, terlihat plat nama sekolahku yang tertulis Ingenio H.S. Sekolah ini berbeda dengan sekolah lain dikarena sekolah ini hanya menerima orang yang berbakat di olahraga, seni, bisnis dan lainnya. Oleh karena itu, mereka membuat lingkaran pertemanan mereka sendiri berdasarkan setiap bakat orang, jadi orang biasa sepertiku tidak bisa memasuki lingkaran pertemananan tersebut. Mungkin kalian bingung kenapa orang biasa seperti aku bisa masuk sekolah yang bagus ini? Sekolah ini menerima beberapa orang lokal yang ada disekitar sekolahnya, jadi aku pikir "kenapa tidak, sekolah ini bagus apa salahnya" jika saja aku tau bagaimana kondisi sekolah ini dari beberapa bulan lalu, maka aku tidak akan sekolah
disini, sebenarnya aku ingin berteman dengan orang lokal sepertiku, tapi mereka terlalu sibuk ingin memasuki lingkaran bakat, tanpa keberhasilan.

Aku buka pintu kelasku, suasana yang kelas yang damai, sekitar setengah orang sudah sampai, mereka saling berbicara dengan lingkaran mereka sendiri dan aku hanya duduk diam di kursiku menunggu guru  datang, setelah pelajaran sudah selesai, bel berbunyi "Its time to have break". Waktunya istirahat, aku bukan tipe orang yang membawa bekal melainkan membeli makanan di kantin. aku pun turun ke kantin untuk membeli makanan. aku melewati taman sekolah untuk menuju kantin, tiba tiba bajuku tertarik.

"Eh Felix sini sini bagi uang dong, besok kita bayar".

Ternyata bajuku ditarik oleh 2 anak olahraga yang biasa memintai duit orang seperti saya, orang yang tidak mempunyai teman.

"Hah uang? ambil saja di tempat lain".

Mereka mulai menarik kerah ku dengan lebih kencang.

"kita tidak bercanda Felix, BAGI UANG FELIX".

"Sepertinya guru yang melihat di jendela itu tidak bercanda juga".

Mereka melihat kebelakang mereka dengan muka terkejut, ada guru yang melihat apa yang mereka lakukan.

"Cih awas aja kamu".

Aku membenarkan kerah yang ditarik mereka dan melanjutkan jalan ke kantin, aku mungkin tidak mempunyai teman tapi aku bukan tipe orang yang menurut jika diancam.

Setelah aku membeli makanan di kantin, aku kembali ke kelas dan menyelesaikan pelajaran hari ini. Sore hari waktunya pulang, orang orang biasanya memiliki kegiatan ekskul masing masing sesuai bakat masing masing, tapi aku orang yang tidak memiliki bakat, jadi aku langsung pulang. Aku melewati jalan yang biasa aku gunakan setiap hari. tiba tiba aku mendengar suara dari gang yang biasa aku lewati. "KAMU TIDAK MAU BAYAR?!" terdengar di kuping ku, setelah kulihat, terlihat 1 orang yang memiliki seragam sekolah sama sepertiku sedang dikepung 5 orang.Mungkin
orang ini kesulitan, jadi aku dengarkan apa yang mereka omongkan.

"Aku tidak utang apa apa ke kamu, bahkan aku tidak tau kamu siapa".

"Kamu itu anak sekolah Ingenio yang elitkan, pasti kamu punya uang yang banyak. BERIKAN!"

"Aku tidak punya uang. Sekarang biarkan aku lewat".

"BOHONG KAMU PASTI KAYA, SEKARANG BERIKAN!".

Ini mengingatkanku dengan kejadian tadi saat istirahat, tapi lebih parah.Mungkin aku harus membantunya, aku tidak tahan orang yang dimintai uang seperti ini.Setelah aku berpikir itu, salah satu orang itu bersiap untuk memukulnya.

"Apa yang kau lakukan?".

Dengan refleks aku menahan pukulan yang akan ia lakukan ke orang tersebut, dan menendang kakinya sampai ia jatuh. di pikiranku aku berpikir "mungkin akan bermasalah jika aku lakakan ini", tapi moralku tidak tahan melihat apa yang terjadi padaku, terjadi ke orang lain.

"Lari" aku katakan ke orang yang berseragam itu dan kita lari.

"Sepertinya mereka tidak mengejar kita" ku katakan.

"Terima kasih aku berhutang budi ke kamu, sebenarnya aku bisa melawan mereka, tapi sepertinya kondisiku yang demam ini tidak kuat melawan mereka".

"Oh ya tidak apa apa, kamu mau-?!".

Terkejut saat melihat mukanya, ia adalah ketua lingkaran olahraga Ethan. Badan yang berotot, setinggi aku dengan rambut dan mata coklat dan juga popular karena kepemimpinannya dan keatletiknya. Ia yang mengatur semua kegiatan olahraga yang ada di sekolah.

"Apa kamu bisa mengantarku ke rumahku, rumahku sudah dekat" sahut Ethan.

"Oh ya akan ku antar".

Aku pun mengantar Ethan ke rumahnya dan aku kembali jalan ke rumahku, hari berjalan seperti biasa sampai malam.Sebelum tidur aku berpikir "hari yang menarik hari ini".

Hari ini sepertinya ada festival pencarian bakat di sekolahku.Sepertinya ini dilakukan oleh perusahaan besar untuk mencari kandidat pekerja di perusahaanya. jadi semua pelajar bebas untuk mengelilingi festival ini, di kata lain tidak ada pelajaran.aku tidak memiliki kerjaan bakat, akupun kembali ke kelas untuk beristirahat setelah jalan mengelilingi festival.

"AAAAAAAAAAHHHH!!!!".

Terdengar dari kelasku seperti orang yang telah frustasi oleh sesuatu. aku buka pintu kelasku dan terlihat ada satu orang sendiri dengan tumpukan kertas di sekitar mejanya, duduk dan menulis banyak hal. Perempuan itu bertubuh lebih kecil dariku dengan tangan seperti telah tergores banyak hal. rambut panjang dan matanya berwarna abu abu, kalau aku ingat ia adalah anak bisnis. mungkin ia butuh bantuan, biasanya jika orang luar sepertiku ingin mengajak berbicara dengan seseorang yang ada di lingkarannya aku didiamkan. namun dia sepertinya sangat butuh bantuan.

"Ada yang bisa ku bantu?"kutanya.

Ia melihat ke arahku dan menjawab "ya boleh, tolong ini sangat menguras energiku".

Mungkin ini pertama kali aku dijawab oleh orang di kelasku.

"Kalau bisa, tolong ambilkan beberapa kertas dokumen di perpustakaan dan bawa kesini.Lalu tolong sortirkan kertas ini berdasarkan namanya".

Aku hanya mengangguk dengan instruksi itu dan berjalan ke perpustakaan. Sesampai perpustakaan aku melihat kertas di samping meja perpustakaan, aku segera kesit-.

"HEY FELIX!".

Ada yang memanggil namaku dengan suara keras. Aku melihat kebelakang dan terlihat mereka adalah dua orang kemarin yang meminta uangku.

"Kamu pikir kita tidak melupakan tentang uang kemarin?".

Aku hanya bisa diam dan melihat sekeliling.

"Perpustakaan ini kosong, tidak ada yang bisa membantu" sahutnya.

Aku tambah panik.

"APA YANG KAU LAKUKAN!!".

Terdengar suara di luar perpustakaan.Kulihat belakang mereka dan itulah Ethan.

"JADI KALIAN YANG SUKA MELAKUKAN PERMERASAN KE ORANG, HAH?" Ethan bilang.

"Ethan kami tidak melakukan apa ap-".

"Kalau kalian tidak mau dikeluarkan dari lingkaran olahraga, kalian pergi dari sini sekarang".

Dua orang yang berniat mengambil uangku lari.

"Aku meminta maaf atas perbuatan anggotaku, mereka akan aku hukum".

Aku hanya lega bisa keluar dari situasi ini. aku berterima kasih kepada Ethan, lalu mengambil kertas dokumen dari perpustakaan dan langsung kembali ke kelas, Setelah kembali ke kelas aku memberinya kertas dokumen dan membantunya menyortir kertas yang ada di mejanya. Waktu sudah sore, aku masih membantu orang ini dengan tugasnya dan saling mengobrol. Di pikiranku "sudah lama aku tidak mengobrol dengan seseorang" tiba tiba ada suara anak kelas kita yang bilang "apa yang kau lakukan dengan ketua kita?". Aku menengok ke mereka, mereka seperti kesal dan kebingungan.

"Ketua, apa yang kau lakukan dengan dia?".

"Ketua?? dia ketua lingkaran bisnis?!" ku ucapkan di otak.

"Dia sedang membantuku, tidak seperti kalian yang hanya bisa menikmati festival.".

Mereka hanya bisa diam dengan balasan ketuanya. mereka mengambil tasnya dan pergi.

"Sebenarnya aku benci dengan lingkaran bakat ini. Mereka hanya bisa membenci orang yang di luar lingkaran mereka, tetapi yasudahlah lupakan saja, terima kasih telah membantuku sekarang aku bisa melanjutkan sendiri".

Mendengar itu mataku melebar "ternyata ada orang lain yang berpikiran seperti itu". Mungkin kondisi sekolah ini bisa berubah.

"Ya aku senang membantu".

Aku mengambil tasku dan bergegas ke pintu kelas.

"Oh ya namaku Morena, Kau bisa panggil aku Rena" ia berkata.

Aku hanya bisa mengangguk dan pergi. "akhirnya ia memberi tahu namanya". Memang iya dia adalah ketua yang paling tidak terkenal dibandingkan ketua yang lain. mungkin itu dikarenakan tugasnya yang banyak lagipula jumlah anggota lingkaran bisnis paling banyak. Aku berjalan ke rumahku seperti biasa, tanpa kusadari malam sudah tiba dan aku langsung tidur. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun