Perempuan di seberang meja itu sekilas seperti telaga yang dalam, dengan kebeningan airnya yang tenang di permukaannya. Tapi bila suatu ketika saya mencuri pandang di saat tatapan matanya yang seakan menerobos kaca jendela
cafe, dalam hati saya diam-diam muncul keraguan dengan penilaian di awal tadi. Terlebih lagi ketika dia menyalakan sebatang rokok, lalu mengisapnya dalam-dalam, dan disusul kemudian menghembuskan asap serupa gulungan awan putih dengan begitu kuatnya, saya justru mempunyai kesimpulan yang sebaliknya.
KEMBALI KE ARTIKEL