Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Siapa Capres Jagoan Presiden Jokowi?

23 November 2021   17:35 Diperbarui: 23 November 2021   18:55 620 27
Dari sekian banyak tokoh yang masuk bursa calon pemimpin negara ini,  yang notabene sebagai pengganti Jokowi, publik melihat ada tiga nama yang dianggap dekat (dalam tanda kutip) konektivitasnya dengan mantan Walikota Solo ini. Mereka adalah Puan Maharani, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo.

Terlepas dari tiga nama itu,  jika melihat perjalanan politik mantan Gubernur DKI Jakarta yang hanya menjabat sekiutar dua tahun itu, kita pun tentunya tidak akan melupakan nama Ahok, atau Basuki Tjahaja Purnama, alias BTP yang pernah menjadi tandemnya ketika Jokowi menjadi Gubernur DKI Jakarta sejak 2012 hingga 2014 lalu.

Bukan, bukan berarti BTP tidak memiliki peluang. Tapi ada "sesuatu" yang dikhawatirkan bakal terulang. Bagaimanapun tentu publik tidak bisa menutup mata dengan insiden Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu. Ketika isu agama digunakan sebagai senjata untuk memporak-porandakan demokrasi. Terlebih lagi saat ini ancaman ke arah itu sudah mulai menampakkan diri. Dengan wacana cyber army-nya itu.

Sehingga untuk sementara ini marilah kita telaah saja tiga sosok yang disebutkan di atas tadi. Puan dan Ganjar memang berada di dalam satu kubu. Sama-sama dilahirkan dari rahim PDI Perjuangan. Sama-sama menyandang predikat sebagai petugas partai. Sebagaimana juga halnya dengan Jokowi.

Hanya saja meskipun demikian, antara Puan dengan Ganjar ternyata memiliki nasib yang berbeda. Sebagai seorang anak kandung sang ketua umum, tampaknya ketua DPR RI ini sejak jauh hari telah mendapatkan karpet merah, meskipun elektabilitasnya masih satu digit juga, untuk menuju arena pertarungan memperebutkan kursi RI 1 pada Pilpres mendatang. Malahan belakangan ini beredar rumor jika Puan akan dipasangkan dengan Menteri Pertahanan.

Sedangkan Gubernur Jawa Tengah ini, walaupun elektabilitasnya sudah mampu mengimbangi Prabowo di posisi teratas, bahkan hasil sigi teranyar beberapa lembaga survei elektabilitas Ganjar mampu menyalip ketua umum partai Gerindra itu, sampai saat ini sama sekali tidak mampu menarik minat petinggi partai berlogo kepala banteng dengan moncong putih untuk mengusungnya sebagai kandidat andalannya.

Lalu kemana telunjuk Jokowi akan diarahkan, apakah kepada pasangan Prabowo-Puan, atau kepada Ganjar yang masih kebingungan lantaran sampai saat ini belum memiliki kendaraan?

Maka permainan "catur" yang saat ini sedang dimainkan mantan pedagang furniture dari kota Solo itu selayaknya untuk dicermati.

Tidaklah perlu jauh-jauh kita menoleh ke belakang. Pada saat pergantian panglima TNI, kita untuk sementara waktu dibuat sedikit tegang sambil bertanya-tanya. Siapa gerangan yang akan ditunjuk sebagai pengganti Hadi Cahyanto, apakah Kasal, Laksamana TNI Yudo Margono yang memang sesuai dengan aturan urut kacang, atawa Kasad, Jenderal TNI Andika Perkasa.

Ketika itu publik berada di antara yang mendukung Yudo dengan yang berada di belakang Andika. Sementara Jokowi seolah tak peduli dengan hiruk-pikuk ini. Padahal masa purna tugas Hadi tinggal beberapa hari lagi. DPR RI pun sudah menanti surat dari Presiden agar segera dapat melaksanakan rapat uji kepatutan dan kelayakan.

Baru sepulang dari menghadiri KTT G20 rasa penasaran publik terjawab sudah. Andika Perkasa menjadi calon tunggal panglima TNI yang diajukan Jokowi.

Lalu kenapa Andika Perkasa yang jadi panglima TNI, dan bukan mengikuti aturan sesuai urut kacang yang seharusnya kepala staf TNI angkatan laut, Yudo Margono.

Jawabnya lantaran masa tugas sebagai panglima TNI, Andika hanya sekitar tiga belas bulan saja. Kemudian dia pun akan pensiun tentunya. Lalu setelah pensiun kira-kira akan kemana?

Diprediksi rumor Puan Maharani yang akan dipasang dengan Prabowo Subianto layu sebelum berkembang. Sebab ada bocoran, bahwa justru Andika Perkasa yang akan disetel sebagai pasangan Ketua DPR RI ini dalam Pilpres 2024 nanti. Alasannya karena Megawati kadung menyukai sosok menantu mantan kepala BIN, Hendropriyono itu.

Lalu bagaimana dengan Ganjar Pranowo? Jelas, pintu di rumah PDIP sudah tertutup rapat, dan terkunci bagi Gubernur Jawa Tengah ini. Tapi tampaknya Ganjar sendiri seolah tidak pedul. Dia tetap sibuk bekerja. Sebagai seorang Gubernur Jawa Tengah tentu saja.

Tapi kalau diperhatikan secara jeli, sepertinya Ganjar belakangan ini, di sela-sela kegiatannya seringkali terlihat dekat dengan Gibran. Iya, Walikota Solo. Sedangkan dengan bupati atau walikota lainnya biasa-biasa saja. Tidak terlihat akrab sebagaimana dengan mas Gibran. Kenapa ya?

Lha, Ganjar Pranowo adalah Gubernur Jawa Tengah. Gibran Rakabuming Raka adalah Walikota Solo. Secara hierarki Ganjar merupakan atasan Gibran. Sebaliknya Gibran adalah bawahan Ganjar.

Keduanya pun sama-sama diusung PDI-Perjuangan. Sehingga tidak ada hal yang aneh apabila selama ini keduanya sering terlihat bersama dalam berbagai kesempatan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun