Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi Menjelang Malam

1 Oktober 2021   18:57 Diperbarui: 1 Oktober 2021   23:45 1010 26
Mentari pergi tanpa pesan
Membiarkan lelaki tua lelap hingga senja
Meninggalkan gulita
Ke dalamnya lelaki tua itu lelap lagi

Waktunya pulang ke rumah di mana ada tawa pun kehangatan  
Menghapus segala lelah dan kepenatan
Ini adalah kemewahan yang tak boleh dilewatkan

Pada senja yang separuh  kelabu
Aku memahami rindu
Meski tak sepenuhnya kutahu
Karena terkadang senja penuh tanda tanya nan sendu

Di bawah lembayung, lelaki tua termenung
Hasrat dan kerinduan berkejaran di cakrawala
Dininabobokan bintang-bintang
Berselimut desir angin dan kegelisahan

Hanya secangkir kopi teman setia lelaki tua
Menikmati sisa usia  berteman kenangan
Nafasnya sebagai pengingat betapa harumnya aroma kopi

Ketika terdengar lantunan lagu muram yang menyayat hati
Membuatnya kehilangan suara untuk  mengutuk hari yang terlewati
Karena sejatinya sang hari menyambutnya dalam tawa bahagia
Inginkan lelaki tua merasakan damai di usia senja tanpa tanda tanya

Tak perlu cermin untuk menatap wajah sendiri
Hanya demi memandang gurat-gurat sisa waktu yang mengiringi langkah perjalanan
Cukup dari bola mata mereka yang penuh perhatian

Hingga akhirnya teruntai diksi-diksi sebagai penanda hari yang telah menjelang malam dan lelaki tua itu berbisik pada Pemilik hari: Terima kasih
..

1 Oktober 2021


Puisi Kolaborasi: Pak Felix, Pak Katedra, Mas Indra, Mbak Ari, Mbak Nazar, dan Bu Aliz.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun