Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Rembulan di Atas Gedung Tua

29 Juni 2021   08:27 Diperbarui: 29 Juni 2021   09:12 315 20
Rembulan merah duduk di singgasana di atas sebuah gedung tua. Wajahnya tampak lesu walau masih di sisa purnama yang sempurna.
Awan hitam beriringan pelan berarak membuat cahaya purnama memerah.
Sang Candra tampak kecewa namun tetap menahan amarah melihat mereka yang bersuka ria di atas dusta durhaka.
Angin pun menggandeng dan mengajak sang awan pergi dan membiarkan rembulan menatap dunia.
Sang Candra masih lesu dan wajahnya tampak semakin buram walau malam makin beranjak kelam tanpa bintang yang meramaikan angkasa.
Buat apa memperindah malam jika kegelapan lebih disukai manusia, bisik sang kartika.
Rembulan diam saja.
Jauh di atas sana setitik cahaya putih berlari pelan mengikuti lintang alihan membawa catatan siapa saja yang malam hari ini harus meregang nyawa tanpa terduga diiringi gelak tawa mereka yang penuh dendam amarah. Serta mereka yang menangis sedih sebelum sempat mengajak bersimpuh sekedar menyadari atas dosa.
Rembulan diam seribu bahasa namun cahaya merahnya mengiringi jiwa-jiwa yang berjalan gontai penuh penyesalan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun